Vaksin Covid-19 Sudah Didistribusikan ke Daerah, Targetkan 15 Bulan untuk 181,5 Juta Orang

- Senin, 4 Januari 2021 | 11:33 WIB

JAKARTA–Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan optimis bahwa selama 15 bulan akan sukses melakukan vaksinasi untuk 181,5 juta orang. Sejak kemarin (3/1) vaksin sudah didistribusikan melalui PT Bio Farma kepada Dinas Kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di daerah. Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi kemarin menyatakan bahwa dengan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas yang ada, pelaksanaan vaksinasi bisa berjalan selama 15 bulan.

Apalagi sudah ada penandatanganan penyediaan vaksin yang dilakukan oleh AstraZenica yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. ”Kami punya faskes yang cukup,” katanya. Nadia menguraikan, di daerah ada 13 ribu puskesmas, 2.500 rumah sakit, dan 49 kantor kesehatan pelabuhan (KKP) yang akan menjadi fasyankes untuk melayani vaksinasi. Selain itu, sudah ada 30 ribu vaksinator yang siap memberikan vaksin. Di setiap fasilitas kesehatan, sudah disiapkan tempat penyimpanan vaksin. Vaksin tak bisa diletakkan di sembarang tempat. Sebab, suhunya harus berkisar pada 2–8 derajat Celcius. 

Lanjut dia, Indonesia sekarang memiliki 3 juta dosis vaksin. Itu terdiri dari vaksin Covid-19 tahap dua dari Sinovac sebanyak 1,8 juta dosis. Produk itu berbentuk kemasan vial dosis tunggal yang telah tiba di Indonesia pada Kamis (31/12) lalu. Sebelumnya, sudah datang vaksin dengan produsen yang sama sebanyak 1,2 juta dosis. Saat ini seluruh vaksin tersebut disimpan di tempat penyimpanan khusus di fasilitas penyimpanan Bio Farma dengan suhu yang tetap terjaga antara 2- 8 derajat Celcius. Selain itu, serangkaian pengujian mutu dilakukan oleh Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Meski sudah merasa siap, pemerintah masih menunggu izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) BPOM. Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan dari BPOM yang menyatakan perizinan EUA tersebut. Karena pentingnya proses vaksinasi, pemerintah mengikuti saran dari ITAGI, WHO, dan para ahli. Pada tahap pertama ini, vaksin akan diberikan kepada tenaga kesehatan dan petugas publik. “Kami sangat berharap dengan adanya vaksin, tenaga kesehatan, khususnya, dapat segera pulang dan bertemu dengan keluarga mereka,” tambahnya. Dilibatkannya tenaga kesehatan dan petugas publik pada gelombang pertama menurutnya merupakan bentuk apresiasi atas dedikasinya selama ini.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Vaksin Covid-19 PT Bio Farma Bambang Herianto menuturkan, sejak kemarin distribusi vaksin sudah dilakukan. ”Ini (vaksinasi, Red) bukan program pertama kali dilaksanakan di Indonesia,” tuturnya. Dia menyatakan bahwa vaksin yang diterima masyarakat terjamin kualitasnya. Belakangan muncul informasi label vaksin Covid-19. Bambang menegaskan bahwa kemasan tersebut dipergunakan untuk keperluan uji klinik. Lalu yang diberikan ke masyarakat nantinya berbeda. Selain itu, banyak informasi yang salah yang diterima masyarakat.

Perbedaan yang dimaksud adalah, untuk uji klinis menggunakan kemasan pre-filled syringe (PFS). Artinya, kemasan dan jarum suntik berada dalam satu kemasan. Sementara vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi pemerintah dikemas dalam bentuk vial single dose dan tidak akan ada penandaan only for clinical trial. Ini karena telah memperoleh izin penggunaan.

Bambang juga mengklarifikasi hoaks terkait artikel vero cell yang beredar di masyarakat. Dia menegaskan, vaksin Covid-19 buatan Sinovac tidak mengandung vero cell atau sel vero. Sebab, sel vero hanya digunakan sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh virus yang digunakan sebagai bahan baku vaksin.

”Jika tidak mempergunakan media kultur, virus akan mati, sehingga tidak dapat digunakan untuk pembuatan vaksin,” ucapnya. Setelah mendapatkan jumlah virus yang cukup, akan dipisahkan dari media pertumbuhan. Sel vero ini tidak akan ikut terbawa dalam proses akhir pembuatan vaksin. "Dengan demikian, pada produk akhir vaksin, sudah dapat dipastikan tidak akan lagi mengandung sel vero tersebut," tuturnya. Lebih lanjut, vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang akan digunakan mengandung virus yang sudah dimatikan atau inactivated virus. Dia menegaskan bahwa dalam vaksin tersebut tidak mengandung sama sekali virus hidup atau yang dilemahkan.  ”Vaksin Covid-19 buatan Sinovac juga tidak mengandung bahan seperti boraks, formalin, merkuri, serta pengawet,” ungkap Bambang. Dia meyakinkan bahwa vaksin yang akan digunakan di masyarakat telah melalui tahapan pengembangan dan serangkaian uji yang ketat. BPOM pun mengawasi dengan pedoman standar internasional. Pengujian ini dilakukan dalam rangka menjaga kualitas dan keamanan produk vaksin agar terjamin mulai diproduksi sampai didistribusikan. (lyn/jpg/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X