Pekerjaan pengaspalan akhir tahun ini menyasar dua ruas jalan. Mulai Jalan R Soeprapto hingga MT Haryono.
BONTANG – Anggaran yang dipakai untuk membiayai dua proyek pengaspalan bersumber dari APBN, melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim.
“Kalau nominalnya tidak tahu persis. Karena ini masuk jalan protokol, maka ranahnya BBPJN,” kata Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Anwar Nurdin.
Pengerjaan sudah dimulai dua hari lalu. Nantinya titik yang disasar ialah dari Depanenarhannud Rudal 002 hingga simpang empat Bontang Baru. Pengerjaan menjangkau dua jalur. Bentuk pengerjaan yakni campuran lapisan aspal beton. “Ini tentunya berbeda dengan sebelumnya di titik ini. Karena di 2019 hanya slurry seal,” ucapnya.
Disinggung mengenai cepat rusaknya pengerjaan sebelumnya diduga karena banyak faktor. Mulai belum ketemu terkait adonan materialnya, tidak dipahami metode pelaksanaannya, hingga saat pengerjaan dulu terkena hujan.
“Belum pasti ini tetapi dugaannya seperti itu. Apalagi saat itu baru pertama kali memakai slurry seal,” tutur dia.
Terkait skema pengerjaan, pengaspalan dilakukan tiap lajur. Pasalnya, titik ini merupakan kawasan lalu lintas padat. Belum lagi akses lain yakni Jalan Imam Bonjol dalam pengerjaan perbaikan jalan. “Jadi karena seperti itu kondisinya maka tidak mungkin memakai skema penutupan jalan sementara,” terangnya.
Pengerjaan ini juga dibenarkan oleh BBPJN Kaltim. Menurut PPTK dari proyek ini, Vian berujar, proyek ini merupakan bagian dari pengerjaan di jalan poros Samarinda-Bontang. Apalagi ada tambahan anggaran dari pemerintah pusat. Melalui APBN murni tahun ini. “Benar nanti dua sisi itu akan diaspal. Panjangnya hampir satu kilometer,” sebut Vian.
Diketahui, terdapat tiga pos anggaran pengerjaan jalan tahun ini. Nominalnya Rp 62 miliar, Rp 9,5 miliar, dan Rp 438 juta. Diketahui jalan nasional di Bontang mencakup Letjen S Parman, Brigjen Katamso, Bhayangkara, MT Haryono, R Soeprapto, hingga DI Panjaitan.
Tekstur akses ini berlubang dengan jumlah banyak. Misalnya di lajur kanan Jalan Letjen Soeprapto, kerusakan terfokus di dekat RS Amalia. Tak jauh dari kapsulan jalan. Total ada 50 titik rusak kecil. Sementara di lajur kiri, kerusakan terfokus di depan Hotel Grand Raodah.
Titik kerusakan bersisian dengan median jalan. Untuk di titik ini, kerusakannya justru banyak. Diameter jalan rusak atau bolongan lebih besar, setidaknya ada 74 titik kerusakan. (ak/ind/k16)