SAMARINDA UTARA. Mengantisipasi peningkatan kebutuhan daging kambing dan domba di masa mendatang apalagi jelang Ibu Kota Negara (IKN), ekosistem peternakan ruminansia kecil itu mesti diperkuat. Dengan demikian, tak ada ketergantungan impor sehingga kedaulatan stok daging akan tetap terjaga.
Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Samarinda mendorong peternak untuk mulai melakukan pengembangbiakan domba dan kambing (breeding). Karena, potensi pasar di Samarinda masih cukup luas hingga mendatangkan domba dan kambing dari luar wilayah Samarinda.
Ketua HPDKI Samarinda Marwan mengatakan, potensi pasar ternak domba kambing di Kota Tepian masih sangat luas. Daging kambing biasanya diperuntukkan untuk kebutuhan bisnis kuliner, dan kebutuhan rumah tangga, juga untuk memenuhi acara keagamaan khususnya agama Islam.
Permintaan ini akan terus ada bahkan bertambah, seiring makin banyaknya rumah makan serta umat Islam untuk melaksanakan ibadah kurban maupun aqiqah.
"Potensi pasar cukup luas, mayoritas umat Islam kesadaran beribadah cukup baik terutama untuk aqiqah dan qurban," kata Marwan, Jumat (27/10).
Menurut Marwan, stok domba kambing di Samarinda saat ini masih banyak kekurangan. Sehingga harus mendatangkan ternak domba kambing dari daerah lain seperti Jawa, Sulawesi.
"Untuk itu, HPDKI mendorong peternak untuk melakukan breeding. Tanpa breeding kita akan kehabisan stok ternak domba kambing," ujarnya.
Kata dia, breeding ini peternak bisa masuk ke pasar qurban dan aqiqah. Selain itu, dari breeding pula turut membantu program pemerintah mengurangi pupuk kimia, karena kotoran domba kambing bisa dijual sebagai pupuknya.
"Hasil breedingnya menghasilkan, kotorannya juga menghasilkan bisa digunakan untuk pupuk kesuburan tanaman," terangya.
Saat ini HPDKI juga intensif melakukan peningkatan kualitas ternak di Samarinda, dengan mendatangkan bibit-bibit unggul. Dengan menggunakan bibit unggul, maka keturunan bisa diperbaiki.
Saat ini, tambah Marwan, sudah ada 29 peternakan kambing dan Domba di Samarinda bergabung di HPDKI. Jumlah ini akan terus berkembang seiring makin banyaknya warga yang ingin berusaha beternak kambing dan domba di Samarinda setelah melihat prospek bisnis yang cukup menguntungkan.
"Saat ini kami tengah menghidupkan sekolah peternak milenial. Sehingga nantinya akan tumbuh peternak muda yang memiliki kemampuan dan ilmu untuk lebih mengembangkan terbaik kambing dan domba ini," terangnya.
Sunhaji (49) salah seorang peternak kambing di kawasan Samarinda Utara mengaku, beternak kambing dan domba harus penuh kesabaran dan ketelitian. Kebersihan dan menjaga kesehatan hewan adalah faktor utama agar berhasil mengembangkan ternak kambing."Saat ini saya memiliki 50 ekor kambing hasil pengembang biakan. Dan untuk penjualan masih memasok ke pasar dan rumah makan," ungkap Sunhaji.
Sunhaji berharap dukungan dari semua pihak agar usaha yang sudah digeluti selama 10 tahun ini bisa berkembang. Sebab tanpa dukungan maka banyak peternak hanya mengandalkan modal dan ilmu seadanya.
"Dukungan perbankan juga penting untuk modal usaha," pintanya. (kis/beb)