Sejumlah proyek infrastruktur terus dikebut penyelesaiannya. Mulai pelebaran jalan hingga penanganan jalan longsor. Semua ditarget bisa selesai tepat waktu.
BONTANG - Progres perbaikan longsoran di Jalan Soekarno-Hatta telah mencapai 40 persen. Pekerjaan di lokasi tersebut telah melewati progres besar, yaitu saat pemasangan tiang pancang.
"Saat pemasangan pancang yang membuat progres melejit. Lalu progresnya mengecil lagi di pekerjaan selanjutnya," terang Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang Anwar Nurdin.
Untuk itu, pihaknya terus mengawal proses pekerjaan agar tetap sesuai target. Bila nantinya ada penurunan progres dalam dua pekan ke depan, pihaknya akan langsung mengantisipasi dengan melakukan kajian. "Apakah opsi penambahan tenaga kerja atau sistem kerja di lapangan," tambah dia.
Diketahui, area tersebut sebenarnya telah terdata sebagai titik rawan longsor sejak 2004 lalu. Kemudian sempat memasuki perencanaan pada 2018 silam, namun anggaran hilang di pertengahan 2019.
Sementara itu ia menyebut, sejauh ini belum melakukan penambahan tenaga kerja. Mengingat terdapat pembagian tugas untuk masing-masing pekerjaan. "Saat ini belum ada penambahan. Setelah kami kaji, tenaga kerja yang ada masih cukup," ujarnya.
Adapun pekerjaan longsoran sepanjang 100 meter, sehingga ada pengalihan arus untuk sementara waktu. Sebagai informasi, anggaran yang digelontorkan untuk kegiatan ini senilai Rp 15 miliar. "Targetnya rampung akhir tahun," pungkasnya.
Sementara, Pemkot Bontang juga mengajukan anggaran perencanaan rekonstruksi Jalan Arief Rahman Hakim di akhir tahun ini, nilainya Rp 300 juta. Dari hasil perencanaan ini, dapat diketahui berapa kebutuhan anggaran untuk pekerjaan fisik. Termasuk volume pengerjaan.
Rencananya pengerjaan dilakukan tahun depan. Anwar pun berharap postur APBD tahun depan bisa gemuk, sehingga dapat mengakomodasi proyek ini. “Karena kalau tidak, maka program prioritas yang kami pilih,” ucap Anwar.
Bentuk perbaikan mencakup pembuatan turap. Tepatnya di seberang Hotel Grand Mutiara. Selain itu ruas jalan juga dilebarkan. Sebab saat ini di titik tersebut masih satu lajur. Utamanya dari arah SPBU Kilometer 3 menuju Bukit Kusnodo. Diperkirakan panjang turap mencapai 80 meter.
“Di titik lainnya sudah dua lajur. Itu sebabnya kami mau lebarkan. Selain itu diperlukan penurapan untuk menahan konstruksi jalan. Karena itu konturnya tebing,” tutur dia. Pengerjaan pelebaran nantinya masih sebatas pengecoran. Belum bisa dipastikan kapan lajur baru itu dilapisi aspal.
Diketahui Dinas PUPRK juga menganggarkan beberapa perencanaan infrastruktur di akhir tahun ini. Mulai dari Jembatan Balai Benih Ikan, jembatan samping Hotel Equator, jembatan RT 7 Kanaan, Jalan Gotong Royong, Jalan Kampung Timur Kanaan. Masing-masing infrastruktur diajukan Rp 290 juta hingga Rp 314 juta. (kpg/ak/ind)