Permasalahan abrasi di Pulau Derawan terus menjadi isu penting yang dibahas. Keterbatasan kewenangan yang dimiliki Pemkab Berau juga jadi salah satu kendala.
TANJUNG REDEB–Upaya penanganan abrasi yang makin parah di Pulau Derawan dilakukan. Salah satunya dengan meminta izin Balai Wilayah Sungai (BWS) Regional V Tarakan agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau untuk melakukan perencanaan penanganan.
“Masalah abrasi ini perlu penanganan serius, karena sampai sekarang belum ada tindakan. Jadi kami akan datang ke BWS Tarakan agar diberi izin mengambil langkah-langkah konkret untuk menyelamatkan Pulau Derawan,” terang Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Berau Hendra Pranata,” terangnya.
Sempat menimbulkan pertanyaan, bahwa pembangunan bangunan pemecah ombak untuk mencegah abrasi ini diisukan bisa melenyapkan keberadaan penyu di sana. Hendra menegaskan, pihaknya telah berkonsultasi dengan World Wild Foundation (WWF) Indonesia, diketahui bahwa berkurangnya kemunculan penyu di perairan Pulau Derawan disebabkan berkurangnya wilayah langung atau wilayah yang menjadi kebiasaannya mencari makan lantaran pertumbuhan penduduk.
“Salah satu contoh Pulau Sambit, sudah dibangun pemecah ombak sejak 2012 dan habitat penyu tetap ada,” paparnya.
Hal itu masih sebatas perencanaan untuk upaya penyelamatan Pulau Derawan agar terhindar dari abrasi. Dahulu, sebelumnya dipaparkan Hendra, sempat dilakukan perencanaan oleh BWS Regional 5 Tarakan pada tahun 2012. “Kita mau lihat, seperti apa. Karena dulu sempat dilakukan perencanaan juga di sana,” paparnya.
Pihaknya nantinya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan menggandeng WWF Indonesia untuk melakukan review. Sehingga perencanaan ini tetap dibarengi dengan tidak melupakan Pulau Derawan sebagai wilayah yang menjadi rumah bagi penyu.
Hendra berharap, langkah ini bisa menjadi sebuah usaha demi menyelamatkan Pulau Derawan dari gangguan abrasi pantai yang kian parah. Ke depan, langkah-langkah yang diambil diharapkan bisa menjaga kondisi pantai dan keanekaragaman hayati di dalamnya untuk dinikmati oleh generasi selanjutnya.
“Kita tidak mau, pulau dengan kekayaan laut yang kaya di Derawan hilang nantinya, anak dan cucu kita harus tetap bisa melihatnya. Ini upaya kecil kita, berusaha melindungi Pulau Derawan dari ancaman abrasi,” pungkasnya. (Sen/ind/k8)
--