Pemerintah Kabupaten Berau terus membenahi perwajahan perkotaan dan wilayah pariwisata. Salah satunya permukiman di bantaran Sungai Kelay.
TANJUNG REDEB–Wakil Bupati Berau Gamalis menyebut, bantaran Sungai Kelay yang terletak di sisi timur Jalan Pangeran Diguna, Kampung Bugis, terlihat kurang sedap dipandang. Apalagi, kawasan tersebut merupakan jalur utama wisatawan ketika keluar arah muara sungai dari Dermaga Wisata Sanggam.
Sehingga, hal ini tak bisa dipisahkan dari melekatnya ikon pariwisata di Berau. Menurut dia, hal ini semestinya ditangani dengan saksama. Pihaknya mencoba mencari jalan keluar seperti apa untuk permukiman bantaran Sungai Kelay ini.
“Mudahan ada beberapa jalan keluar, hasil rapat ini ternyata perlunya di cat warna-warni, bisa dengan grafiti atau bisa dengan kreativitas. Tergantung desainnya yang dibuat dari DPUPR,” paparnya.
Untuk kebutuhan anggaran, Gamalis menyebut akan melakukan kajian apakah bisa menggunakan APBD Berau. Namun, jika hal itu tidak bisa dipergunakan, maka akan mencari dukungan melalui dana tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).
Saat penertiban nanti, Gamalis menyebut tidak sampai pada tahap penggusuran, sebab hal ini merupakan rencana jangka pendek saja. Untuk proyeksi jangka panjang harus benar-benar menghitung dampak sosial yang ada.
Untuk sisi wilayah Sambaliung, Gamalis menyebut sudah cukup indah. Namun, memerlukan sedikit pengecatan kembali. Nantinya, panjang permukiman di bantaran sungai yang akan dipercantik mencapai lebih 1.000 meter. Termasuk wilayah turap di Tepian Jalan Ahmad Yani.
“Nantinya seperti dinding rumah masyarakat. Beberapa masukan misalnya pengecatan langsung, atau dilapisi dahulu baru dicat,” pungkasnya.
Ditemui terpisah, Lurah Bugis Muhammad Hidayat mengatakan, terdapat sekitar 1.000 KK di wilayah RT 4 Kelurahan Bugis yang sudah menetap sejak 1980. Dia berharap, kegiatan ini terealisasi meskipun baru pekerjaan jangka pendek saja.
“Sudah ada beberapa titik yang bagus seperti Celebes, tapi masih banyak yang perlu ditata. Tinggal kita bagaimana berkomunikasi dengan stakeholder,” terangnya.
Terkait penggunaan dana RT, dia juga belum berani menyarankan kepada masyarakat. Sebabnya masih perlu dipelajari apakah berbenturan dengan regulasi yang ada.
“RT juga tetap koordinasi dengan kami boleh atau tidak. Dan kami tidak berani menjawab karena takut salah juga,” pungkasnya. (sen/ind/k8)