Perjuangan yang gigih tentu berbuah hasil. Pengorbanan waktu hingga tenaga dikerahkan. Demi terpilih menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Tempaan pun dilaluinya untuk memiliki mental dan fisik yang tangguh. Begitulah yang alami Syabilla Dwi Kinanti Suwandi.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
PERJALANAN Syabilla untuk menjadi anggota Paskibra di HUT ke-78 RI sangat panjang. Sebelumnya, siswa SMAN 2 Bontang ini sempat mendaftar tahun lalu. Sayangnya ia tidak terpilih oleh tim penilai. Kepada Kaltim Post, ia mengaku pasca kejadian itu ada dampak selanjutnya.
“Sempat tidak mau mendaftar lagi tahun ini sebenarnya,” kata Syabilla.
Namun berkat dorongan dari teman, akhirnya keputusan itu dianulir. Rasa semangat justru menggebu-gebu. Ia pun bersyukur berhasil menjadi salah satu anggota paskibra. Proses pendaftaran paskibra ini dimulai sejak Februari lalu. Sejumlah tes pun dilakukan. Untuk menyaring peserta sesuai dengan jumlah formasi yang diharapkan.
“Saat kelas XI ini akhirnya berhasil lolos. Pengumuman itu di bulan Juni,” ucapnya.
Latihan itu dimulai sejak Juni akhir hingga Agustus. Tiap peserta harus melahap menu latihan mulai 07.00 hingga 17.30 Wita. Intensitas tiap hari kecuali Sabtu dan Minggu. “Sabtu terkadang ada kegiatan setengah hari. Kalau Minggu libur,” tutur dia.
Ia pun mengetahui menjadi petugas pembawa baki bendera saat pemilihan formasi. Sekira dua minggu sebelum pelaksanaan pengibaran bendera. Ia pun tergabung dalam pasukan delapan. Terdapat empat kandidat pembawa baki. “Saat itu belum tahu pembawa baki di kegiatan upacara apa. Setelah empat hari baru dikasih tau untuk pengibaran bendera,” sebutnya.
Ketika mendapatkan pengumuman itu ia pun merasa sukacita. Terkait persaingan internal ia menampiknya. Justru sesama anggota paskibra saling mendukung. Siapapun yang terpilih menjadi pembawa baki bendera. “Siapa yang terpilih itu merupakan terbaik,” terangnya.
Usai menuntaskan tugas, ia pun sempat meneteskan air mata. Pasalnya perjuangan pun dapat dilaksanakan dengan baik. Mulai dari langkah yang serasi dengan pasukan lainnya, proses menerima bendera dari inspektur upacara, hingga meninggalkan lokasi upacara.
“Tadi sempat nangis. Terharu karena luar biasa perjuangannya. Bahkan sebelumnya tadi sempat nervous. Tetapi semangat saya mengalahkan rasa itu,” pungkasnya. (ind)