TANJUNG REDEB - Pelaksanaan perbaikan Jembatan Sambaliung, Berau, selama beberapa hari ini masih terkendala penutupan jembatan yang diwarnai penolakan. Seperti yang terjadi pada Kamis (1/6) malam dan Sabtu (3/6) siang. Berdasarkan kondisi sosial tersebut, Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Pejabat Pelaksana Kegiatan (PPK) Perbaikan Jembatan Sambaliung bersama Tim Terpadu Pemerintah Kabupaten Berau melakukan pertemuan dan diskusi membahas kelanjutan perbaikan tersebut.
Wakil Bupati Berau, Gamalis usai pertemuan menuturkan, bahwa waktu yang mepet akan melakukan evaluasi terus-menerus sambil pekerjaan berjalan. Sebab, waktu pekerjaan akan terus berkurang. “Dalam perjalanan tentu ada kekurangan, ini kita isi dan perbaiki,” jelasnya Minggu (4/6).
Adapun opsi berikutnya yang tengah dipersiapkan matang-matang adalah memisahkan kendaraan muatan besar komersial ke penyeberangan khusus berbayar. Gamalis menyebut, akan ada pihak swasta yang menyediakannya, penyeberangan dari Gunung Tabur menuju Sambaliung.
“LCT tambahan yang dilaksanakan oleh pihak lain, di mana akan mengangkut BBM, sembako, CPO atau sawit dan bahan bangunan. Ada LCT khusus mereka,” terangnya.
Menurutnya, upaya tersebut bisa membantu mengurangi dan mengurai kepadatan penyeberangan non-komersial di Singkuang, Tanjung Redeb menuju Limunjan, Sambaliung.
Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Berau akan menyediakan tambahan speedboat milik instansi dan OPD yang ada. Hal ini akan ditujukan kepada pelajar serta penyeberang yang berjalan kaki. Kemudian dirinya menegaskan, penyeberangan LCT di Singkuang-Limunjan meski terjadwal mulai pukul 04.00 Wita hingga 00.00 Wita setiap hari, namun untuk melayani kegawatdaruratan akan berlangsung selama 24 jam nonstop.
“Akan standby 24 jam khusus penyeberangan emergency. Namun, kalau sakit yang ringan maka bisa dengan speedboat,” ujarnya.
Ketika penyeberangan dari pihak swasta telah beroperasi, maka empat jenis kendaraan angkutan muatan besar akan distop melalui penyeberangan Singkuang-Limunjan. “Itu antisipasi buat kita tetapi juga peluang bagi mereka (pihak swasta), paling tidak terjadi penguraian,” tandasnya.
Terpisah, Asisten III Sekkab Berau Maulidiyah menuturkan, Pemerintah Kabupaten Berau juga sedang melakukan lobi-lobi kepada PT Berau Coal dalam upaya menggunakan jalur hauling yang masuk melalui Kampung Tumbit Melayu dan tembus di Kampung Suaran.
“Terkait alternatif itu kita koordinasikan, karena jalannya Berau Coal, kalau sudah oke kita akan buat rekayasa lalu lintasnya,” ujarnya. Jalan tersebut nantinya bisa dipergunakan bagi kendaraan besar, dengan catatan jika hal tersebut disetujui oleh Berau Coal. “Jika itu terjadi maka akan terjadi pengurangan kepadatan,” ujarnya.
Selain usaha yang telah dilakukan, Pemkab Berau juga telah mengajukan tambahan kapal LCT untuk non-komersial ditujukan untuk penyeberangan Singkuang-Limunjan. Namun, hal itu nantinya akan dikhususkan bagi penyeberangan motor. Sehingga, jika usulan tersebut dikabulkan maka nantinya akan ada tiga kapal LCT yang beroperasi.
Namun, usulan tersebut masih akan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Kaltim melalui PPK Perbaikan Jembatan Sambaliung, I Nyoman Suardika. “Terkait LCT tambahan ini akan kita bahas, bukan berarti tidak. Namun, kita harus koordinasi terlebih dahulu,” ujar Nyoman.(sen/far/k15)