Sampah Naik 20 Persen saat Ramadan, Areal TPA Bontang Lestari Makin Sempit

- Kamis, 30 Maret 2023 | 12:19 WIB
KRISIS LAHAN: Setiap hari, 10 ton sampah dibuang ke TPA Bontang Lestari yang hampir 70 persennya merupakan sampah organik.
KRISIS LAHAN: Setiap hari, 10 ton sampah dibuang ke TPA Bontang Lestari yang hampir 70 persennya merupakan sampah organik.

Sepekan menjalani aktivitas Ramadan, produksi sampah di Kota Bontang meningkat. Volumenya naik sekitar 20 persen dari hari biasa.

 

BONTANG–Pada hari normal, Dinas Lingkungan Hidup mampu mengangkut sampah sebanyak 78 ton per hari ke tempat pemrosesan akhir (TPA) di Bontang Lestari. Namun, saat Ramadan meningkat menjadi 93,6 ton per hari.

Dari 78 ton sampah tersebut, 70 persennya merupakan sampah organik. Sedangkan sisanya merupakan sampah spesifik. Seperti ranting pohon dan sebagainya.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Bontang Hasman mengatakan, meningkatnya produksi sampah organik dan non-organik tersebut disebabkan maraknya pedagang musiman yang muncul berjualan di pinggir jalan. Pun, adanya perubahan pola konsumsi masyarakat.

Momentum tersebut saat pagi maupun sore. Penumpukan sampah kerap menggunung saat petugas kebersihan sedang melakukan pemilahan. "Selain sisa makanan, yang dominan itu sampah plastik makanan atau kotak makanan gitu," ucapnya.

Dari total 15 hektare lahan di TPA Bontang Lestari, kata Hasman, krisis lahan di TPA Bontang Lestari mulai terasa. Mengingat volume sampah terus bertambah saat Ramadan. "Untuk luasan lahan yang terpakai saya lupa berapa persisnya. Tapi, kalau dibilang krisis lahan sih bisa jadi. Karena volume sampah meningkat," sebutnya.

Kendati demikian, pihaknya merasa sangat terbantu dengan kehadiran kelompok swadaya masyarakat (KSM) dan 38 bank sampah di Bontang. Pasalnya, dengan kehadiran mereka membantu mengurai, memilah, dan mengolah kembali sampah di lingkungan masyarakat.

"Di TPA sendiri kami juga melakukan upaya pengurangan volume sampah. Usai dipilah sampah plastik akan dicacah dan yang organik atau sisa makanan akan diolah lagi. Ada yang jadi makanan ternak ada juga yang pupuk," bebernya.

Sebab itu, dia mengimbau pedagang pasar Ramadan untuk mengurangi penggunaan plastik. Dan meminta masyarakat untuk membawa goodybag tempat makanan sendiri.

"Seminimal mungkin penggunaan plastik. Kalau berbuka semaksimal mungkin untuk tidak menyisakan makanan," tandasnya. (kpg/ind/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X