Keluhan Warga Kampung di Berau, Dari Listrik, Air Bersih dan Internet

- Senin, 30 Januari 2023 | 12:55 WIB
ilustrasi
ilustrasi

TANJUNG REDEB - Ketua DPRD Berau, Madri Pani angkat bicara mengenai keluhan Kepala Kampung (Kakam) Merapun, Daring. Hal itu terkait tiga infrastruktur yang dikeluhkan yakni air bersih, listrik dan jaringan internet.

Menurutnya, hal tersebut wajar dengan jumlah penduduk di kampung tersebut cukup banyak. Madri mengatakan, kebutuhan internet maupun listrik memang sangat dibutuhkan di kampung yang berada di Kecamatan Kelay tersebut.

"Wajar mereka teriak. Itu kebutuhan yang selalu mereka inginkan. Tapi belum pernah terealisasi," katanya.  Madri melanjutkan, pemerintah seharusnya sudah berpikir untuk masalah ini. Bukan malah mengadakan wifi di area yang sudah ada sinyal bagus. Lebih baik jika memang di area benar-benar blank spot.

"Sekarang gini, jika pasang wifi gratis di tempat yang sudah ada sinyal. Siapa yang menikmati," tuturnya. Pemasangan wifi gratis memang bagus, tapi menurutnya, lebih baik mendengarkan teriakan masyarakat yang memang benar-benar butuh jaringan internet untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.

Apalagi ada pemerintahan kampung yang butuh jaringan untuk mengirim data-data laporan. "Kita melek lah, mereka juga butuh. Kita bisa panggil penyedia jasa jaringan. Kita kerja sama. Kan bisa saja," bebernya.

Dilanjutkan politikus NasDem ini ia tidak menyalahkan koka ada kakam yang berani bersuara dan mengkritik pemerintah. Karena memang hak dari masyarakat. Madri juga berharap agar pemerintah bisa fokus dalam menyelesaikan permasalahan jaringan internet di daerah blank spot.

"Ini sudah lama diteriakan masyarakat, semoga ada jalan keluarnya," katanya. Sebelumnya, Kepala Kampung Merapun, Daring, menilai pemerintah kurang memperhatikan kampung yang dipimpinnya. Hal itu dia utarakan, karena hingga kini tiga usulan yang kerap mereka ajukan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tak kunjung direalisasikan.

Tiga prioritas usulan tersebut yakni listrik, air bersih, dan jaringan telekomunikasi. Padahal katanya, di kampung tersebut terdapat 600 kepala keluarga (kk) dan jiwa sebanyak 1.264 orang sangat membutuhkan tiga hal itu. “Itu usulan sudah lama. Tapi belum terealisasi,” katanya, kemarin (25/1).

Janji-janji yang disampaikan kepada pihaknya pada saat musrenbang, belum pernah mereka nikmati hingga kini. Sehingga menurutnya wajar, jika dia dan masyarakat kampung merasakan hal itu. Sedangkan kampung dengan jumlah penduduknya yang lebih sedikit dari Merapun, apa yang diajukan dalam musrenbang sudah ada yang terealisasi.

“Ada satu kampung yang jumlah penduduk tidak banyak, bahkan lebih banyak satu RT di kampung kami tapi usulan mereka dikabulkan,” katanya.

Dijelaskan Daring, saat ini di Merapun, listrik hanya menyala sekitar 6 jam. Sedangkan untuk air bersih tidak ada, hanya bersumber dari air tanah. Adapun jaringan telekomunikasi hanya tersedia di titik-titik tertentu saja, sedangkan kebutuhan laporan data saat ini menggunakan jaringan internet.

“Anak kami juga ada yang sekolah, kuliah, dan kerja. Jadi kebutuhan itu sudah sangat pentinglah buat kami,” bebernya.

Sebenarnya bukan baru satu dua kali ia mengusulkan tiga usulan tersebut pada saat musrenbang, namun hingga di akhir masa jabatannya, belum pernah ada yang terealisasi. “Jelas kecewa. Saya harap adalah perhatian kepada kampung kami,” pungkasnya. (hmd/kpg/kri)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB
X