SIDOMULYO. Longsor masih menjadi ancaman warga yang tinggal di lereng bukit. Salah satunya di jalan Subulussalam, Gang Gunung Sari 2, RT 35, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir. Di permukiman padat ini sudah berulang kali terjadi longsor.
Di musim penghujan saat ini. Longsor masih mengintai warga. Sesekali material tanah dan bebatuan kecil kerap berjatuhan terbawa air hujan. Jatuhan longsoran ini kerap menutupi jalan hingga mengenai rumah warga
Salah satu warga yang menjadi korban longsor adalah Suparmin (42) di kediamannya kerap dimasuki material longsor. Bahkan di bulan Maret 2022 lalu pagar rumahnya jebol terkena longsor.
"Sekarang masih sering terjadi longsor. Meski skala kecil. Namun tetap saja itu membuat saya dan warga lainnya khawatir," ungkap Suparmin, Minggu (8/1)
Upaya untuk menanggulangi longsor sudah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dandan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda bersama BPBD Samarinda dan warga. Namun upaya ini ternyata belum mampu membendung longsor terutama di musim penghujan.
"Turap sudah dibuat. Tapi yang ada saja tanah yang turun. Mungkin kurang kuat," terang Suparmin.
Sementara, Ketua RT Surianto Thohir menjelaskan, diawal terjadi longsor sudah dibuat turap penanganan longsor oleh Dinas PUPR, BPBD dan warga. Kemudian dilakukan penguatan kembali menggunakan dana pro bebaya
Namun upaya ini belum membuahkan hasil maksimal karena terus tergerus air maka turap tidak mampu menahan tanah di lereng bukit. Hingga kerap terjadi longsor susulan.
"Kami menginginkan ada penguatan turap lagi dan akan kami koordinasikan dengan tim BPBD Samarinda. Dan rencananya akan ada bantuan untuk hal itu setelah ada peninjauan," tukas Sutrisno. (kis)