SIDOMULYO. Pihak kepolisian dibuat geger dengan sebuah laporan yang diterima hotline Kapolda Kaltim. Dalam laporan itu, seorang pria bernama Ahmad Siriaji (48), warga Jalan Banama RT 10, Kelurahan Banam, Kecamatan Pulau Petak Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengaku diancam dengan senjata api (senpi). Saat melapor Siriaji berada di sekitar Jalan Marsda A Saleh (eks Jalan Kehewanan), RT 14, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir, Senin (12/12) siang
Anggota Polsekta Samarinda Kota dan Patroli Beat 110 pun mendatangi lokasi Siriaji. Warga sekitar yang mendengar kabar Siriaji diancam menggunakan senpi juga heboh. Saat petugas datang, Siriaji terlihat santai. Siriaji menjelaskan jika dirinya diancam oleh Muin dan Juan, dua orang yang disebutkan Siriaji adalah warga Sangatta, saat dirinya bekerja di area kebun kelapa sawit di Sandaran, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Diduga yang dijelaskan Siriaji hanya halusinasinya saja. Sebab beberapa pertanyaan yang dilontarkan petugas dijawab dengan tidak masuk akal dan di luar nalar. Lantaran sudah terlanjur membuat heboh, Siriaji dibawa ke markas polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Menurut Ketua RT 14, Firmansyah, pihaknya dihubungi oleh anggota Polsekta Samarinda Kota yang menanyakan soal keributan di lingkungannya.
"Karena wilayah saya, jadi langsung dicek dan tidak ada. Terus Siriaji muncul, dia bilang diancam dengan senpi dan tidak diperbolehkan pulang kampung," kata Firman.
Lanjut kata Firmansyah Sairaji merupakan warga Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), tersebut mengaku mendapatkan bisikan. "Kemudian dilakukan penelusuran pihak kepolisian, ternyata itu hoaks. Tidak tahu juga entah dia ada gangguan atau gimana," sambungnya.Sementara Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kapolsekta Samarinda Kota AKP Jajat Sudrajat mengatakan dari hasil keterangan jika pria tersebut hanya mendapatkan ancaman, melalui kata-kata dan tak pernah melihat adanya senpi.
"Jadi dugaannya dia (Siriaji, Red) ini depresi dan stres akibat tekanan pekerjaan serta ancaman dari rekan kerjannya. Sehingga kami mengarahkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Samarinda untuk pemulangan ke Kalteng," tukasnya. (kis/rin)