Keindahan Pulau Maratua dan Derawan Terancam

- Selasa, 8 November 2022 | 11:00 WIB
MULAI TERKIKIS: Kampung Payung-Payung, Kecamatan Pulau Maratua, salah satu daerah yang sudah terkena pengikisan atau abrasi.
MULAI TERKIKIS: Kampung Payung-Payung, Kecamatan Pulau Maratua, salah satu daerah yang sudah terkena pengikisan atau abrasi.

Keindahan Pulau Maratua dan Pulau Derawan terancam rusak, imbas dari terjadinya abrasi.

 

TANJUNG REDEB - Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah menyoroti abrasi yang terjadi di Pulau Maratuan dan Pulau Derawan. Sehingga perlu penanganan yang sangat serius. Pasalnya, kedua pulau tersebut adalah objek wisata unggulan Berau.  

Menurut Sekretaris DPD Partai Golkar Berau ini, pihaknya telah menyampaikan hal tersebut kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan V Tanjung Selor. “Berbagai upaya koordinasi ke pihak terkait telah dilakukan untuk penanganan abrasi ini,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa baik pihak legislatif dan eksekutif sudah berjuang bersama dalam mengatasi permasalahan abrasi. Namun persoalan lain yang diterima adalah hal tidak kunjung tercapainya penanganan lantaran terkendala dari regulasi yang ada.

Sebagaimana diketahui penanganan di kawasan pulau bukan merupakan wewenang dari Pemerintah Kabupeten (Pemkab) Berau. “Ini adalah aset daerah. Sehingga kita semua menginginkan agar kawasan tersebut jangan sampai rusak,” sambungnya.
Menurut Sari- sapaan akrabnya juga menjelaskan bahwa dari informasi yang ia terima bahwa  setiap tahun secara alamiah pasir-pasir yang ada di pulau mengalami pergeseran.  Sehingga ditakutkan jika abrasi yang terjadi di Kampung Payung-payung Pulau Maratua. Dikhawatirkan akan dapat merusak pemukiman masyarakat yang berada di daerah bibir pantai tersebut.

“Salah satu opsi yaitu dengan membangun pemecah ombak di sepanjang bibir pantai untuk mencegah terjadinya abrasi, jika tidak, maka tidak lama akan terkikis dan terjadi abrasi,” tuturnya.

Ia menambahkan, titik terang penanganan abrasi mulai terlihat karena Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan V pada tahun 2023 akan melakukan perencanaan sebagai upaya pencegahan abrasi yang terjadi di Pulau Derawan, Kabupaten Berau. “Pada tahun 2023 akan ada review desainnya,” tutupnya.

Sebelumnya, Bupati Berau, Sri Juniarsih menjelaskan, Pemkab Berau bisa saja memasang bronjong di lokasi yang berpotensi mengalami abrasi. Namun harus diusulkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudapar) Berau.
Terlebih abrasi cukup berbahaya dalam keberlangsungan pariwisata di Berau.

“Sejauh ini hanya Kampung Payung-Payung (abrasi,red), tetapi kita juga akan terus memantau dan mencari solusi agar abrasi tersebut tidak merambat ke kampung lain,” sambungnya. (aky/ind)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X