Pembukaan Lahan Hambat Pemberantasan Malaria

- Kamis, 22 September 2022 | 11:42 WIB

SAMARINDA KOTA. Percepatan eliminasi malaria di beberapa daerah, terus didorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim dengan kajian tengah waktu. Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setprov Kaltim, Andi Muhammad Ishak menyoroti kondisi malaria di Kaltim yang memang masih cukup tinggi.

"Ini menjadi catatan penting bagi kita semua. Kita harus terus berupaya menangani kondisi saat ini dan mengantisipasi situasi ke depannya di seluruh wilayah di Kaltim," ucapnya pada awak media, Selasa (20/9) kemarin.

Penyakit malaria lanjutnya, bukan hanya berdampak pada masalah kesehatan saja. Tapi juga bisa memengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. "Kita semua menyadari bahwa Malaria menjadi ancaman masyarakat. Semua golongan usia berpeluang terjangkit, terutama anak-anak yang paling rentan. Ini harus jadi perhatian kita," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kaltim melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dr Setyo Budi Basuki menyampaikan, bahwa kajian tengah waktu ini berdasar hasil laporan penanggulangan penyakit malaria di Kaltim yang diterima pihaknya.

Pengendalian penyakit malaria telah berlangsung, bahkan di tahun 2014 beberapa daerah Kaltim seperti Samarinda, Balikpapan dan Bontang telah menerima sertifikat bebas malaria.

Tahun 2021 hanya 1 kabupaten/kota di Kaltim yang mendapatkan sertifikat bebas malaria, yakni Kutai Kartanegara (Kukar). Sementara pada 2022 Mahakam Ulu (Mahulu) tengah berproses dan mendapat pendampingan dalam rangka mendapatkan sertifikat eliminasi malaria ini.

Menyinggung daerah lain, Basuki menilai bahwa masih menemui tantangan pengendalian Malaria. Pasalnya, beberapa faktor di daerah seperti membuka lahan baru jadi penyebab Outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah setempat.

"Pembukaan lahan baru di sejumlah tempat menyebabkan Outbreak. Ini salah satu hal yang harus menjadi fokus. Sebab, penanggulangan penyakit malaria ini harus melibatkan semua pihak," ungkapnya.

Basuki juga menyampaikan peran aktif seluruh partisipan agar diperlukan terkait dengan perkembangan program penanggulangan malaria guna percepatan eleminasi malaria.

Rekomendasi pada penguatan program yang sedang dijalankan sendiri ialah National Strategy Plan Malaria tahun 2020 hingga 2024.

"Target ini juga merupakan komitmen global yang dapat dicapai jika diupayakan oleh seluruh komponen pemangku kepentingan beserta seluruh lapisan masyarakat," pungkasnya. (mrf/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X