Ziarah ke Petilasan Baddit Dipattung, Makam Raja Pertama Berau yang Nyaris Terlupakan

- Jumat, 16 September 2022 | 11:46 WIB
BUTUH PERHATIAN: Mardiatul Idalisah bersama para kepala kampung, menaburkan bunga di petilasan raja pertama Berau, Baddit Dipattung bergelar Aji Raden Surya Nata Kesuma, di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur.
BUTUH PERHATIAN: Mardiatul Idalisah bersama para kepala kampung, menaburkan bunga di petilasan raja pertama Berau, Baddit Dipattung bergelar Aji Raden Surya Nata Kesuma, di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur.

Camat Gunung Tabur, Mardiatul Idalisah, punya cara tersendiri menyambut HUT ke-69 Berau, hari jadi ke-212 Tanjung Redeb. Ia bersama seluruh kepala kampung di Gunung Tabur, termasuk  Danramil dan Kapolsek menggelar ziarah kubur ke petilasan raja pertama Berau, Baddit Dipattung, di Kampung Merancang Ulu.

 

DI BAWAH rintik hujan, rombongan melakukan perjalanan dengan kendaraan sejauh 2 kilometer dari gapura pintu masuk Kampung Merancang Ulu. Kemudian dilanjutkan berjalan kaki 100 meter, dengan trek menanjak menuju petilasan tersebut.

Tidak ada papan penanda, tidak ada papan sejarah, trek yang dilalui hanya di semen dengan lebar 50 sentimeter dan panjang 50 meter. Bahkan sebagian jalan menuju ke makam tersebut masih berbentuk tanah. Padahal di satu sisi, Baddit Dipattung adalah raja pertama Bumi Batiwakkal – sebutan untuk Berau.

Lebih ironisnya lagi, areal yang digunakan untuk petilasan tersebut, baru saja dihibahkan oleh pemilik lahan, pada tahun ini. Makam tersebut hanya dikelilingi pagar besi berwarna kuning. Batu nisan yang terbuat dari batu terbungkus kain kuning. Serta kayu balok mengelilingi makam tersebut.

Kondisi makam terlihat sangat memprihatinkan. Jasa sang raja seakan terlupakan, hilang ditelan zaman. “Ini baru pertama dilakukan. Kami tidak ingin melupakan sejarah,” ujar Camat Gunung Tabur, Mardiatul Idalisah.

Baddit Dipattung yang mendapat gelar Aji Raden Surya Nata Kesuma diketahui memimpin Berau sejak periode 1377 hingga 1401. Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Berau berhasil menyatukan beberapa banua, di antaranya Banua Merancang, Banua Kuran, Banua Pantai, Banua Rantau Sewakung, dan Banua Rantau Buyut.

“Kami berharap, ada perhatian dari pemkab maupun pihak ketiga, untuk melakukan pemugaran petilasan tersebut,” tuturnya usai melaksanakan ziarah makam.

Mardiatul Idalisah yang sebelumnya menjabat sebagai kepala bidang pendidikan sekolah dasar, Dinas Pendidikan Berau, mengaku prihatin dengan kondisi petilasan tersebut. Padahal, petilasan tersebut bisa menjadi destinasi wisata. Namun jangankan guide, untuk papan informasi saja tidak ditemukan.

Terpisah, Kepala Kampung Merancang Ulu Andi Marpai mengatakan, memang baru tahun ini ada ziarah makam. Bahkan makam tersebut hampir terlupakan oleh pemerintah. Ia bersyukur, menyambut hari jadi Berau tahun ini, Kecamatan Gunung Tabur datang ziarah dan tabur bunga. Bahkan, jauh hari mereka sudah melakukan pembersihan rumput liar.

Ia sependapat dengan apa yang disampaikan Mardiatul Idalisah, agar petilasan tersebut bisa diperbaiki, bahkan dijadikan tujuan wisata. Tentu, hal ini bisa berdampak pada perekonomian masyarakat di kampung yang ia pimpin. “Harapan kami, jangan hanya tahun ini saja. Namun tahun-tahun ke depan, bisa terus dilakukan ziarah,” tuturnya.

Tampak hadir pula, Haji Adji Muhammad Bahrun, yang merupakan keturunan Kesultanan Gunung Tabur, sekaligus cicit dari Baddit Dipattung. Ia mengatakan, perhatian pemerintah tentu dibutuhkan untuk petilasan tersebut. Bagaimana seorang raja bukan hanya dihormati pada masa hidupnya saja. Melainkan tetap dihormati, meski jasadnya sudah dimakan tanah. “Ini bukti nyata, kurangnya perhatian pemerintah,” ucapnya.

Tidak hanya di petilasan Baddit Dipattung, ia juga berharap, perhatian terhadap makam-makam raja terdahulu juga turut mendapatkan perhatian. Agar bisa diketahui masyarakat luas, baik sejarah, maupun di mana makam para raja berada.

“Anggarkan untuk petilasan. Biar masyarakat juga paham dan tahu bahwa Berau merupakan sebuah kerajaan besar,” tutupnya. (hmd/ind/k15)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X