Diduga Human Error, Sinyal Bahaya Aktif

- Senin, 12 September 2022 | 12:13 WIB
ERROR. Tim Basarnas temukan EPIRB yang aktif di Jalan Damanhuri, Sungai Pinang. (ist)
ERROR. Tim Basarnas temukan EPIRB yang aktif di Jalan Damanhuri, Sungai Pinang. (ist)

SUNGAI PINANG. Basarnas Balikpapan dan BBC Kantor Pusat Basarnas di Jakarta Sabtu (10/9) sore sekitar pukul 15.22 Wita, menerima sinyal tanda bahaya dari sebuah alat yang dinamakan Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB) yang berlokasi di Samarinda.

EPIRB merupakan alat keselamatan yang wajib dimiliki oleh kapal mirip Underwater Locator Beacon (ULB) yang ada di kotak hitam, di pesawat terbang. Alat ini berfungsi saat terjadi kecelakaan atau kondisi yg membahayakan, alat ini bisa secara manual maupun otomatis akan memancarkan sinyal bila kapal atau pesawat mengalami keadaan darurat atau kecelakaan.

Sinyal tersebut akan diterima oleh terminal MeoLUT di Jonggol, Bogor serta negara tetangga seperti Australia dan Singapura yang sering menginformasikannya . Saat menerima sinyal tersebut, wajib segera direspons untuk memastikan apa yang terjadi.

Basarnas Unit Siaga SAR Samarinda yang menerima informasi dari Basarnas Balikpapan kemudian melakukan pencarian unit EPIRB yang masih memancar. EPIRB yang tengah aktif itu terdaftar atas nama Tanjung Lintas Nusantara Samarinda dan berkoordinasi Distrik Navigasi di Samarinda.

Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Riqi Effendi kemudian berusaha menghubungi pemilik yang terkonfirmasi sebagai kapal terdaftar di EPIRB tersebut.

“Kapal tersebut berada di daerah Jembayan, namun EPIRB berada di lokasi berbeda. Kami lantas melakukan penelusuran di lapangan,” kata Riqi.

Awalnya, tim Basarbas melakukan pencarian di gudang agen kapal di Jalan Arif Rahman Hakim, Samarinda Kota, namun nihil. Kemudian pencarian dilanjutkan sesuai sinyal yang kembali memancar disekitar Jalan Kenangan dan Jalan Damanhuri, Sungai Pinang.

Sekitar pukul 19.40 Wita tim Basarnas menggunakan peralatan DF akhirnya menemukan EPIRB yang memancar di Jalan Damanhuri.

"Sepertinya ada human error sehingga alat tersebut aktif. Setelah ditemukan, alat tersebut langsung kami non aktifkan," terangnya. (kis/rin)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X