Jelang Iduladha Stok Sapi di Samarinda Terbatas, Masyarakat Diminta Tak Khawatir dengan Wabah PMK

- Sabtu, 2 Juli 2022 | 13:01 WIB
PEMERIKSAAN. Sejumlah sapi diperiksa langsung fisiknya, untuk memastikan tidak ada penyakit serius terutama PMK. (MELI/SAPOS)
PEMERIKSAAN. Sejumlah sapi diperiksa langsung fisiknya, untuk memastikan tidak ada penyakit serius terutama PMK. (MELI/SAPOS)

SAMARINDA UTARA. Pemeriksaan hewan-hewan kurban menjelang Hari Raya Iduladha sudah menjadi kewajiban dan agenda rutin Pemerintah Daerah. Guna menjamin pasokan yang datang terbeas dari penyakit strategis seperti Brucellosis, Anthrax dan yang paling marak saat ini yaitu Penyakit Mulu dan Kuku (PMK).

Pemerintah Pusat sendiri telah mengerahkan komando penangan PMK ke Badan Nasional Penganggulangan Bencana Daerah (BNPB), lantaran wabah ini tak kalah mengerikan saat menghadapi wabah Covid-19. Sementara pemerintah daerah diminta untuk memastikan para dokter hewan dan otoritas veteriner sebagai pejabat otoritas veteriner (POV).

Teranyar diberitakan sudah ada 19 provinsi dan 208 kabupaten/kota di Tanah Air yang terinfeksi PMK pada hewan ternak. Melalui edaran resmi Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Pertanian Nomor 500.1/KPTS/PK.300/M/06/2022 tentang Penetapan Daerah Wabah Wabah PMK (Foot and Mouth Disease).

Sebanyak 19 provinsi tersebut yaitu Aceh, Kepulauan Bangka Belitung, Riau, Sumatra Barat, Sumatra Utara Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Sementara itu Provinsi Kaltim masih dikatan steril dari PMK, hal ini ditegaskan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Kaltim Munawwar. Hal ini ia pastikan setelah melakukan peninjauan ke 150 lokasi di kabupaten/kota. Termasuk yang dilakukan oleh pihaknya pada Jumat (1/7). Bersama Pemkot Samarinda ia meninjau dua lokasi yang memiliki tempat peternakan sapi yaitu di Jalan KH Wahid Hasyim I dan AW Syahranie.

“Kami lihat fisiknya sehat semua, tidak ada tanda-tanda wabah PMK hanya ada beberapa sapi yang kami temukan belum cukup umur untuk jadi kurban,” tuturnya.

Sementara untuk stok hewan ternak kata Munawwar memang masih tercukupi untuk masyarakat. Ia menjelaskan kebutuhan masyarakat Kaltim untuk berkurban mencapai 14.629 ekor sedangkan ketersediaan saat ini 14.968 ekor. Meskipun ada kenaikan harga yang signfikan, sebagai dampak wabah PMK yang berada di luar Kaltim. Sebab harus melewati masa karantian selama 14 hari dari daerah asal serta kenaikan harga BBM.

Hal ini juga diakui oleh salah satu pengurus tempat peternakan sapi di Jalan AW Syaharani bernama Ibnu. Ia mengakui untuk tahun ini harga sapi naik Rp 10 ribu, salah satunya ia tunjukkan sapi yang paling besar tahun ini dijual seharga Rp 55 juta perekor.

“Tahun lalu masih Rp 45 juta, karena ada proses administrasi yang harus dilengkapi dan ongkos kirim,” jelasnya. Namun ia mengaku tidak ada kendala dalam pengiriman sapi yang didatangkan dari Pulau Sulawesi. Totalnya yang tersedia saat ini dikandang sebanyak 67 ekor dan dinyatakan sehat tanpa gejala yang serius. (hun/beb)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X