Sosok Suaji, Tokoh Penerima Penghargaan Kalpataru, Lestarikan 200 Tanaman Obat dan Membuka Bisnis Herbal

- Sabtu, 11 Juni 2022 | 12:47 WIB
KELAS NASIONAL: Jerih payah dan upaya Suaji selama bertahun-tahun dalam melestarikan tanaman herbal, diganjar penghargaan Kalpataru.
KELAS NASIONAL: Jerih payah dan upaya Suaji selama bertahun-tahun dalam melestarikan tanaman herbal, diganjar penghargaan Kalpataru.

Berawal dari kegemarannya mengoleksi tanaman herbal, Suaji menerima penghargaan Kalpataru. Selain itu, dia bisa mendapat pemasukan dari penjualan minuman kesehatan.

 

LUTFI RAHMATUNNISA’

 

Suaji tiba-tiba menghentikan laju mobil yang ia kendarai. Matanya tertuju pada sekelompok tanaman herbal liar di pinggir jalan. Buru-buru ia memungut dan bergegas untuk kembali bekerja. Kala itu, ia masih tercatat sebagai sopir di RS PKT.

September 2013. Bak menang undian, Suaji kegirangan saat berhasil mengumpulkan beraneka jenis tanaman yang berbeda. Mulai kembang, sayur hidroponik, hingga beberapa tanaman herbal seperti jahe, kunyit, dan temulawak. Rasa itu ia miliki sebab kecintaannya yang begitu besar terhadap lingkungan. Khususnya tanaman herbal.

Pria murah senyum ini mulanya tak tahu banyak soal tanaman herbal. Pelan tapi pasti. Keingintahuannya terhadap dunia herbal begitu besar. Sehingga ia mencoba mencari tahu dengan membaca artikel berdiskusi dengan pegiat tanaman herbal. 

Waktu itu, hanya beberapa bibit tanaman herbal yang ia punya. Sesekali ia meminta sebatang tanaman milik tetangga. "Orang-orang di sini itu banyak yang punya tanaman herbal tapi mereka tidak tahu kalau itu tanaman herbal. Jadi saya minta sedikit," kata Suaji ketika disambangi di kediamannya, di Kelurahan Guntung, Bontang Utara, Rabu (8/9). 

Sebulan berselang, sekitar 30 jenis tanaman herbal berhasil dikumpulkan dan ia rawat dengan baik. Usahanya dilirik oleh lurah Guntung dan Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Saat itu, PKT menawarkan Suaji untuk menjadi bagian dari mitra binaan. Melihat kesempatan itu, Suaji langsung mengiyakan. Dalam hati kecilnya, ia yakin suatu saat usahanya ini akan berkembang. Bantuan pertama yang ia terima ialah green house. Dengan bantuan itu ia lebih leluasa mengembangkan tanaman herbal. 

Pada 2015, PKT melihat keseriusan Suaji dalam mengembangkan tanaman herbal. BUMN itu kembali mengulurkan bantuan dengan memberangkatkan Suaji ke Jogjakarta selama dua pekan. Tujuannya, menimba ilmu lebih dalam soal tanaman herbal sekaligus belajar mengolah menjadi minuman kesehatan. 

"Saya tidak mengajukan proposal untuk mengembangkan usaha ini. Semua murni dibantu untuk keberhasilan usaha saya," aku Suaji. 

Sepulang dari Jogjakarta, Suaji mengaplikasikan ilmu yang ia dapat dengan memanfaatkan lahan seluas 40x9 meter yang terletak di samping rumah untuk ditanami tanaman herbal. Seluruh aktivitas itu dilakukan Suaji bersama sang istri. 

"Sempat dibuat kelompok gitu. Tapi, tidak bertahan lama. Karena mereka sudah tahu ilmunya dan bisa mengembangkan sendiri, jadi saya lepas mereka. Bahkan sekarang mereka membuat usaha batik enggang," tuturnya. 

Akhir 2020 keseriusannya mendalami tanaman herbal lagi-lagi membuatnya kembali mendapat bantuan dari PKT berupa rumah produksi. Rumah itu berdiri ditujukan agar Suaji bisa mengembangkan produk minuman kesehatan dari tanaman herbal.  Lalu ia menamakan usahanya itu dengan Enggang Herbal. Nama itu diambil sebab lokasi ia menanam herbal berada di Jalan Tari Enggang. "Agar memudahkan orang lain yang ingin berkunjung saja," kata Suaji. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB
X