PEMBANGUNAN di Samarinda semakin pesat. Namun, ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) belum maksimal. Padahal, berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 26/2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 29 Ayat 2 disebutkan, proporsi RTH di wilayah kota paling sedikit 30 persen dari luas wilayah kota.
Saat ini ketersediaan RTH belum diketahui persentasenya. Namun, secara kasatmata dirasa masih belum maksimal. Tahun ini, Pemkot Samarinda akan menambah dengan jenis children playground (taman bermain anak).
Kabid Prasarana, Sarana, Utilitas Umum, Disperkim Samarinda Neneng Chamelia Shanti, di Jalan Tongkol, tepatnya di depan SMP 21 terdapat pengerjaan playground sepanjang 38 meter. Berdasarkan target Neneng, setiap kelurahan memiliki playground. “Namun, untuk tahun ini kami kerjakan di 10 kelurahan dulu,” ujarnya.
Berdasarkan pelang proyek yang terpasang, proyek tersebut menyedot anggaran Rp 910 juta. Bagi Neneng, permainan di dalam taman tersebut memang lebih banyak memakan anggaran. “Sebab, perhitungannya harus ramah anak, sehingga sudah ada standarnya,” jelas dia.
Termasuk lahan permainan yang disediakan di playground tersebut juga diperhatikan. Sehingga, pembangunannya memang tidak semudah membangunkan taman pada umumnya. “Harus menggunakan rubber flooring (rumput gajah), jadi saat anak jatuh masih aman,” paparnya. Lantaran berada di dekat pinggiran sungai, dia memastikan akan dipasangi pagar guna menjamin keamanan dan keselamatan anak saat bermain. (kpg/hun/dra/k8)
