TANJUNG REDEB. Aktivitas mudik dan arus balik tahun ini sangat tinggi. Termasuk di jalur alternatif wilayah pesisir Berau hingga Kutai Timur (Kutim). Pesatnya mobilitas kendaraan mudik dan arus balik, baik umum dan perusahaan serta kendaraan berat di jalur ini menyebabkan kerusakan kian parah
Masyarakat pesisir selatan Berau yang mudik dan balik tahun ini meningkat pesat. aktivitas di jalur yang umum digunakan masyarakat wilayah pesisir Berau ini ramai dilalui kendaraan. Hal itu sudah cukup membuat upaya perbaikan sebelum lebaran tak berbekas. Apalagi hujan deras yang mengguyur selama sepekan terakhir menambah parah kerusakan jalan.
Kepala UPTD PUPR wilayah III Kutim-Berau, Ramdlani mengaku telah mengetahui informasi kerusakan jalan jalur pesisir ke Kutim tersebut. "Posisinya jalan yang rusak itu jalur dari Batu Putih,ke Kaliorang Kutim,sebenarnya sebelum lebaran sudah ada antisipasi kami disana," ungkapnya Senin (16/5).
Dijelaskan, selama bulan puasa jelang lebaran, pihaknya sudah melakukan antisipasi dengan melakukan perbaikan jalan di jalur-jalur tersebut. "Sudah kita persiapkan, karena prediksi akan ada peningkatan aktivitas kendaraan lalu lalang di jalur ini selama mudik dan arus balik," sambungnya.
Namun karena tingginya arus kendaraan juga karena dilalui kendaraan berat menyebabkan kerusakan. Diperparah dengan intensitas hujan yang tinggi belakang ini membuat jalanan hancur lebur. Ditanya soal penanganan darurat karena intensitas pemudik masih tinggi, Ramdlani mengungkapkan, saat ini posisi alat berat yang biasa menangani masih sedang rusak dan menunggu spare part.
"Karena alat ini digunakan maksimal kemarin saat mau lebaran untuk perbaikan kemudian mengalami kerusakan, sementara untuk mencari spare partnya tidak mudah karena masih lebaran, tetapi ini sudah dalam perjalanan mudahan sore ini bisa sampai, kami sudah koordinasi dengan pihak penyeberangan ferry GM untuk memastikan alat itu dibawa," jelasnya.
Jika tiba tepat waktu spare part tersebut akan dipasang pada Senin malam sehingga Selasa (17/5) sudah bisa bekerja. Ramdlani menegaskan, semua laporan dan aspirasi yang berkaitan dengan kerusakan jalan menjadi atensi pihaknya. Apalagi ada instruksi kepala dinas langsung untuk segera melakukan perbaikan.
"Hanya saja sekali lagi kondisi alat yang sedang rusak sementara menunggu spare part, mudahan besok (hari ini-red) sudah bisa beroperasi kembali," ujarnya. Jalur penghubung wilayah pesisir meliputi jalan provinsi juga jalan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Saat arus balik, tidak sedikit sopir travel dan kendaraan lainnya yang terpaksa menginap di jalanan akibat tidak bisa lewat karena amblas.
Di jalur ini dominan masih berupa agregat dan jalan tanah. Meskipun belum sepenuhnya aman, namun banyak yang melintasi jalan ini dengan alasan lebih dekat bagi warga pesisir selatan Berau menuju Kutim dibandingkan harus melintasi jalan Pesisir ke Tanjung Redeb kemudian jalan poros utama Berau-Kutim. (as/beb)