BONTANG–Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan pertalite sangat tinggi. Akibatnya di SPBU Tanjung Laut antrean hingga dua lajur di badan jalan. Kondisi ini meresahkan bagi warga yang bermukim di sekitar tempat pengisian BBM itu.
Salah satu warga RT 09 Ambe mengatakan, jarak pandang ketika keluar dari Gang Haji Paiyang terhalang karena antrean ini. Belum lagi haluan kendaraan menjadi sempit karena praktis hanya tersisa satu lajur. “Ini membahayakan sekali. Karena yang antre itu kendaraan roda empat mau mengisi pertalite dan truk antrean solar,” kata Ambe.
Selain itu, dia meminta agar disiagakan petugas di sekitar SPBU. Utamanya ketika malam hari. Sebab, penerangan jalan di area sekitar minim. Sehingga berisiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Menurut dia, penyiagaan petugas ini juga akan membantu kendaraan yang hendak keluar gang.
“Kalau bisa ada petugasnya. Jangan seperti ini semacam dibiarkan tetapi risikonya besar,” ucapnya.
Dia berharap, permasalahan ini segera diatasi. Apalagi permasalahan antrean solar itu sudah terjadi sejak bulan lalu. Namun hingga sekarang truk masih susah mendapatkan bahan bakar tersebut. Bahkan, panjang antrean hingga mencapai simpang tiga Gunung Sari. Sekitar 534 meter dari area SPBU.
Pengawas SPBU Tanjung Laut Hermansyah menjelaskan, antrean pertalite mengular ini disebabkan petugas diwajibkan mencatat nomor polisi kendaraan pengisi. Karena BBM ini berstatus subsidi. Tak hanya itu, petugas meminta nomor handphone pengisi. Tujuannya skema pengalihan pembayaran nontunai ke depannya.
“Jadi butuh waktu untuk pengisian tiap kendaraan,” tutur dia.
Menurut dia, kejadian ini imbas dari kenaikan tarif pertamax. Sehingga konsumen sebelumnya beralih ke pertalite. Dia juga membantah antrean ini disebabkan ketersediaan BBM jenis pertalite terbatas. Mengenai antrean solar sudah terdapat kesepakatan bahwa pengisian tiap harinya dimulai 14.00 Wita. Penyaluran ini serentak di seluruh SPBU Kota Taman. (rdh/k8)
ADIEL KUNDHARA
dielkundhara88@gmail.com
