SENDAWAR–Membengkaknya anggaran untuk membayar gaji tenaga kerja kontrak (TKK) menjadi masalah serius di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Barat. Itu disebabkan, terlalu banyak TKK di satuan kerja tersebut, yakni mencapai 93 orang.
Sementara yang berstatus PNS atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dispora Kubar hanya 19 orang. Setiap tahun, Dispora harus menghabiskan dana hingga Rp 2 miliar untuk membayar gaji pegawainya.
“Kalau begini (tidak mau dipindahkan) rugi rakyat bayar kalian. Kami ini (PNS) bayar pajak. Sekarang kalau TKK tidak sesuai jam kerja, tapi gaji dibayar dari uang rakyat juga. Berarti dia (TKK) yang tidak menghormati rakyat, bukan kami," kata Kepala Dispora Kubar Gamas Laden, kemarin.
Pernyataan mantan Pejabat Inspektorat Kubar itu, menyusul viralnya salah seorang pegawai Dispora yang marah-marah lantaran dituding kongkalikong hingga tidak mau membayar uang makan pegawai TKK. Padahal, seorang pegawai Dispora Kubar itu sudah menjelaskan kepada suami sang TKK yang mendatangi Kantor Dispora Kubar.
Alasan pegawainya tidak berani membayar uang makan kepada oknum TKK itu karena tidak masuk kerja akibat kecelakaan.
“Jadi TKK itu tugas di bagian umum mengalami kecelakaan, sehingga tidak bisa turun kerja. Dalam aturan kepegawaian, khusus tentang uang makan, akan dibayarkan bilamana staf ini turun kerja dan isi absen,” pungkas Gamas Laden.
Adapun pegawai honor yang digaji dari anggaran daerah itu sudah dipanggil kepala bidang untuk pembinaan. Namun, Gamas mengaku segera memanggil para pihak untuk mencari solusi terbaik.
Sementara itu, terkait video yang diduga mengandung unsur pencemaran nama baik juga masih dalam pertimbangan dinas dan pegawai yang bersangkutan. Mereka juga belum memikirkan untuk membawa masalah itu ke ranah hukum.
“Secara internal kami sudah rapat. Tapi kita ini tetap manusia juga, artinya secara kepegawaian kita selesaikan ke dalam dulu. Cuma kita dudukan perkara ini siapa yang membuat ini jadi besar. Itu akan kita urus ke dalam. Tapi yang keluar itu kita enggak paham juga, karena lain juga orang lain juga masalahnya,” tutur dia. (kri/k8)
RUDY SUHARTONO