Satu pelajar SMP 1 dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, Selasa (18/1) lalu. Seusai menjalani tes antigen acak yang dilakukan oleh Puskesmas Bontang Utara satu sehari sebelumnya. Hasilnya reaktif. Kemudian harus menjalani swab PCR dan dinyatakan terpapar. Bersama dengan ibunya.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
(dielkundhara88@gmail.com)
RASA tegang terpancar dari raut wajah 16 pelajar SMP 1. Ketika langkah kaki telah sampai di Labkesda Bontang, Rabu (19/1). Embusan napas kencang terdengar sebelum alat swab PCR masuk ke lubang hidung dan mulut. Raut meringis kesakitan langsung mengubah ekspresi. Tetapi akhirnya lega setelah menjalani pemeriksaan itu.
Begitulah yang harus dialami mereka pasca ada satu pelajar terkonfirmasi Covid-19 di satuan pendidikan tersebut. Termasuk dengan 10 guru yang ikut menjalani pemeriksaan. Kepala SMP 1 Riyanto mengatakan telah diberi tahu hasil dari pemeriksaan itu. “Seluruhnya negatif hasilnya,” kata Riyanto.
Kondisi ini semakin mempertegas bahwa tidak ada klaster sekolah. Mengingat berdasarkan tracing sebelumnya dari petugas kesehatan, orangtua pelajar yang terkonfirmasi itu sebelumnya melakukan perjalanan ke luar daerah. Tepatnya pada 2 Januari lalu menuju Nganjuk. Kemudian kembali lagi ke Kota Taman pada 16 Januari.
Dengan hasil ini, sinyal pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas berpotensi dimulai pada awal pekan depan. Tetapi Riyanto belum bisa memberikan keterangan sehubungan itu. Sebab, pihaknya masih menunggu arahan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). “Intinya kami sekolah masih menunggu keputusan,” ucapnya.
Namun, dipastikan sebagian pelajar akan menjalani pemeriksaan rapid antigen acak kembali. Ia menjelaskan jadwal itu akan dilakukan Senin (24/1) depan. Upaya ini merupakan permintaan dari puskesmas terkait wacana dimulainya kembali PTM terbatas. “Kami sedang melakukan pendataan pelajar yang mengikuti rapid antigen acak,” tutur dia.
Nantinya kuota tes menyasar 84 siswa dan empat guru. Mekanismenya dipilih oleh wali kelas masing-masing. Berdasarkan kebersediaan dari pihak bersangkutan. Teknisnya, untuk kelas VIII dan IX masing-masing diambil empat pelajar per rombel. Adapun kelas VII hanya tiga pelajar. “Peserta harus beda dengan peserta tes pekan lalu,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan, Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Saparudin mengatakan, sekolah tersebut dapat memulai kembali PTM terbatas pada awal pekan depan. Tepatnya setelah lima hari setelah seorang pelajar dinyatakan terkonfirmasi. Keputusan ini terlepas dari apapun hasil testing kepada kontak erat pasien. Baik guru maupun pelajar lainnya. (ind/k8)