DINAS Pendidikan (Disdik) Samarinda masih wait and see terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) hingga 100 persen. Hingga saat ini, proses belajar-mengajar pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP), masih serba terbatas.
Kepala Disdik Samarinda Asli Nuryadin mengungkapkan, sejak dibukanya pembelajaran offline, jumlah sekolah yang melakukan PTM di bawah naungan Disdik Samarinda ada 450 sekolah. Sementara masih ada 402 sekolah yang belum dibuka alias masih menerapkan pembelajaran dalam jaringan (daring). "Yang PTM tetap dibatasi, seperti tidak ada jam istirahat, tidak ada pelajaran olahraga, dan pembelajaran hanya dua jam," ungkapnya.
Soal rencana dibuka 100 persen untuk PTM, Asli menyebut bisa saja dilaksanakan. Namun, adanya varian baru Covid-19 membuat mereka harus menunggu keputusan wali kota. Terlebih tingkat disiplin anak usia SD tergolong sulit untuk diatur dalam menerapkan protokol kesehatan. "Jadi memang harus dipertimbangkan baik-baik," jelasnya.
Terhadap sekolah yang telah melakukan tatap muka, selalu dievaluasi. Agar memastikan pembelajaran berjalan baik dengan memerhatikan protokol kesehatan ketat. Bila tetap berjalan baik, Asli bakal menyampaikan laporan evaluasi PTM ke wali kota. Kalau dinilai memungkinkan, bisa diambil opsi sekolah dibuka 100 persen. "Apakah bisa dibuka seluruhnya, tergantung Pak Wali," tuturnya.
Dinas Pendidikan Samarinda membuka sekolah secara bertahap. Saat ini sudah memasuki tahap kelima, dengan jumlah sekolah dari PAUD, SD, dan SMP sebanyak 450 sekolah. (asp/dra/k8)
