Puncak Arus Balik Nataru, 998 Penumpang Datang, Keberangkatan KM Egon Molor

- Senin, 10 Januari 2022 | 22:02 WIB
PADATI PENUMPANG: PT Pelni Cabang Samarinda menyatakan puncak arus balik melalui moda transportasi laut terjadi 8 Januari lalu.
PADATI PENUMPANG: PT Pelni Cabang Samarinda menyatakan puncak arus balik melalui moda transportasi laut terjadi 8 Januari lalu.

BONTANG – Lonjakan kedatangan penumpang terjadi di Pelabuhan Loktuan, Sabtu (8/1). Pasalnya, dua kapal tiba di hari sama. Pertama ialah KM Binaiya. Kapal yang sesungguhnya berkapasitas 998 penumpang ini menempuh rute panjang sebelum tiba. Tiba sekira 08.00 Wita. Membawa 561 penumpang.

Selanjutnya sekira 14.55 Wita, giliran KM Egon yang bersandar di pelabuhan. Dengan jumlah penumpang yang turun 437 orang. Sejatinya kapal ini berkapasitas 405 penumpang. Dengan rute perjalanan Waingapu-Lembar-Surabaya-Batulicin-Parepare.

Kepala PT Pelni Cabang Samarinda Syarif Hidayat mengatakan, jika diakumulasikan penumpang yang tiba di Bontang pada hari tersebut mencapai 998. “Ini merupakan puncak arus balik Natal dan tahun baru,” kata pria yang akrab disapa Ujang ini.

Diprediksi angka kedatangan ini merupakan yang tertinggi usai Nataru. Terkait kapasitas penumpang sejauh ini dipakai regulasi 70 persen. Ia menyadari ada perbedaan sebelum pandemi dan sesudahnya. Sebab, jika kondisinya normal lonjakan, penumpang itu bisa tembus dua kali lipat dari kapasitas kapal.

“Memang ini puncaknya. Masuknya pandemi memang membuat jumlah penumpang sedikit menyusut dibanding sebelumnya. Karena ada aturan terkait kapasitas,” ucapnya.

Selain itu, kedatangan kapal bersamaan ini beruntung ada jeda waktu. Pasalnya, jika selisihnya sangat dekat, berpotensi menimbulkan kepadatan penumpang saat proses mobilisasi di dermaga. Meski alur kedatangan dan keberangkatan sudah ditentukan oleh pihak terkait.

“Beruntung selisih waktunya lama. Jadi, ketika penumpang berangkat lewat KM Binaiya pelabuhan dan kosong, beberapa jam kemudian baru berdatangan penumpang KM Egon,” tutur dia.

Saat ini Pelabuhan Loktuan menjadi rute perjalanan pertama dan terakhir dari kedua kapal itu. Sebelumnya, ada Nunukan dan Tarakan, tetapi seiring berjalannya waktu, kedua pelabuhan itu tidak masuk rute perjalanan.

Sementara keberangkatan KM Egon di tanggal tersebut molor dari jadwal yang telah ditentukan. Kapal ini baru bertolak sekira 20.15 Wita dari Kota Taman. Ia menegaskan, keterlambatan ini lantaran kondisi air laut di sekitar pelabuhan sedang surut.

Akibatnya kendaraan yang diangkut tidak bisa keluar dari kapal. Sebab, ramp door kapal tidak maksimal. Menukiknya hingga 70 derajat. Kondisi ini menyebabkan angkutan kendaraan tertahan di dalam dek kapal. Pun demikian kendaraan yang masuk juga tidak bisa.

“Karena dermaga kita muara, sehingga mengikuti pasang-surut air,” pungkasnya. (*/ak/kri/k16) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X