SUNGAI PINANG. Hujan deras yang mengguyur Samarinda selama dua jam, membuat sejumlah kawasan terendam, Kamis (18/11). Akibatnya aktivitas warga pun terganggu.
Diantaranya seperti di Jalan DI Pandjaitan. Jalan utama dan jalan penghubung antarkota tersebut “calap”. Imbasnya kemacetan tak terhindarkan. Antrean kendaraan terlihat mengular karena genangan air setinggi lutut orang dewasa.
"Sudah 1 jam tertahan di jalur ini (Jalan DI Pandjaitan, Red). Rencananya mau ke Tanah Merah, mau tidak mau menunggu di pertigaan Alaya ini," kata Diki (38), salah seorang pengendara motor saat terjebak macet.
Banjir yang menggenang dikawasan itu terjadi mulai dari pertigaan Jalan Bukit Alaya hingga depan pertigaan Jalan Mugirejo. Kemacetan panjang lantaran pengendara mengurangi kecepatan. Selain itu banyaknya kendaraan yang mogok, membuat arus lalu lintas sempat tersendat.
Padahal, kawasan ini merupakan salah satu titik proyek penanggulangan banjir di Samarinda. Upaya normalisasi drainase nampaknya belum mampu mencegah kembalinya banjir. Normalisasi hanya mampu memperpendek waktu terjadinya banjir di kawasan itu. Prakirawan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Kota Samarinda, Sutrisno menjelaskan, hujan yang terjadi dikategorikan hujan ringan.
Kondisi hujan akan tetap terjadi hingga akhir Januari 2020, dipengaruhi fenomena La Nina. “Sementara untuk esok hari hujan akan menerpa wilayah Mahakam Ulu dan mungkin saja memasuki kawasan Samarinda,” kata Sutrisno.
"Untuk hujan kali ini mengguyur sebagian besar wilayah samarinda dan sebagian wilayah Kukar, mulai Loa Janan, Anggana dan Sangasanga. Dampaknya banyak wilayah yang tergenang," kata Sutrisno lagi.
Pihaknya mengimbau agar warga selalu waspada, terutama di saat hujan mengguyur. Sebab selain banjir bahaya lain seperti pohon tumbang dan tanah longsor berpotensi terjadi kapan saja.
"Warga kami harapkan tetap waspada dan selalu menjaga saluran air dari sampah dan kotoran, agar aliran air menjadi lancar," tutupnya. (kis/rin)