Waduk Kanaan Solusi Atasi Banjir Bontang, Usul Rp 16 Miliar di Bankeu Provinsi

- Kamis, 18 November 2021 | 11:30 WIB
BUTUH PENGERUKAN: Optimalisasi pemanfaatan Waduk Kanaan menjadi salah satu langkah penanganan banjir di Kota Taman. Tentu ke depannya dibutuhkan volume tampung yang lebih banyak.
BUTUH PENGERUKAN: Optimalisasi pemanfaatan Waduk Kanaan menjadi salah satu langkah penanganan banjir di Kota Taman. Tentu ke depannya dibutuhkan volume tampung yang lebih banyak.

Pemkot Bontang terus berupaya menyelesaikan permasalahan banjir di Kota Taman.

 

BONTANG – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) mengusulkan anggaran Rp 16 miliar melalui Bankeu Provinsi tahun depan. Anggaran tadi digunakan untuk optimalisasi waduk Kanaan sebagai upaya penanganan banjir. 

“Kegiatannya selain pengerukan, juga penguatan tebing di area genangan waduk dan pembangunan infrastruktur di dalamnya,” terang Kepala Seksi Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Sumber Daya Air Dinas PUPRK Bontang Bambang Permadi.

Dijelaskan dia, daya tampung waduk saat ini berkisar 300 ribu meter persegi. Dengan pengajuan tadi, diharapkan volume waduk dapat menampung debit air 400 ribu meter persegi.  “Ini bertahap, menyesuaikan kemampuan anggaran yang ada,” ucapnya.

Belakangan ini, secara berkala optimalisasi Waduk Kanaan telah dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan 4. Volume pengerukannya kurang lebih 10 ribu sampai 15 ribu meter persegi. Per tahun ada kegiatan dari BWS. Berdasarkan data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), pada tahun lalu terdapat kucuran Rp 4,2 miliar.

Bambang menuturkan, program penanganan banjir terus berlanjut. Pihaknya mendorong selain menggunakan APBD Bontang, juga diajukan melalui bankeu maupun APBN. Menurutnya, banjir yang terjadi di Bontang diakibatkan kondisi ekstrem.

Bentuknya intensitas hujan tinggi di daerah hulu daerah aliran sungai. Ditambah intensitas hujan tinggi di area Bontang serta kondisi pasang air laut yang tinggi.  “Penyebab banjir tentunya alih fungsi lahan permukiman dan perkebunan. Serta kerusakan DAS di daerah hulu dan tengah,” tutur dia.

Tak hanya itu, Dinas PUPRK juga meminta percepatan pembangunan Bendungan Suka Rahmat sebagai pengatur aliran air melalui Sungai Bontang, sehingga dapat mereduksi debit air yang masuk melalui DAS Bontang.

Diketahui, sesuai masterplan, kebutuhan anggaran untuk infrastruktur itu mencapai Rp 25 miliar. Baru terealisasi Rp 5 miliar pada tahun lalu. Artinya kurang Rp 20 miliar.

Waduk Kanaan memiliki luasan 8 hektare. Sementara, sampai sekarang yang dikerjakan baru 3 hektare. Pendalaman waduk tersebut bertujuan agar bisa menampung debit air lebih banyak. Dengan kedalaman 5 meter. Nantinya debit air dari hulu akan ditampung di waduk. Kemudian dialirkan secara bertahap ke hilir.

Terbaru, pengerjaan yang dilakukan bersumber dari APBN melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kaltim. Dengan nilai Rp 1 miliar. Pengerjaan pengerukan itu dimulai sejak Januari silam. Pengerjaannya pun rampung di April lalu.

Selain penanganan banjir, Waduk Kanaan juga berfungsi sebagai pemanfaatan air permukaan. Namun, rencana ini masih membutuhkan proses panjang karena saat ini masih dalam tahapan kajian atau penyusunan feasibility study (FS). Setelah itu baru penyusunan detail engineering design (DED).

Setelah DED, baru bisa diputuskan air tersebut bisa dimanfaatkan atau tidak. Menurutnya air dari waduk itu bisa dijernihkan dengan pemanfaatan teknologi yang ada. Permasalahannya ialah persepsi lokasi waduk yang dekat pemakaman dan kandang hewan ternak. (*/ak/ind/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X