Di Bontang, Harga Minyak Goreng Merangkak Naik

- Selasa, 16 November 2021 | 11:50 WIB
MAHAL: Harga minyak goreng terus meningkat sejak sebulan belakangan, mengakibatkan konsumen mengurangi kuantitas pembelian.
MAHAL: Harga minyak goreng terus meningkat sejak sebulan belakangan, mengakibatkan konsumen mengurangi kuantitas pembelian.

BONTANG – Harga jual minyak goreng kemasan terus meningkat. Merek Bimoli ukuran 1 liter dari Rp 16 ribu menjadi Rp 18 ribu. Sementara isi 2 liter semula Rp 30 ribu naik menjadi Rp 37 ribu. Adapun kemasan 5 liter yang awalnya dibanderol Rp 80 ribu, meroket jadi Rp 95 ribu.

Salah satu penjual sembako di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Hanafi mengatakan, kondisi ini terjadi sejak sebulan belakangan, imbas meningkatnya harga bahan baku pembuatan minyak goreng. “Sekarang harga sawit mahal, itu informasi yang saya dengar. Jadi, imbasnya ke harga minyak goreng juga terus naik,” kata Hanafi.

Pedagang yang berjualan di dekat lapak sayuran lantai dua pasar ini menjelaskan, akibat mahalnya harga minyak goreng, konsumen menjadi sepi. Umumnya mereka mencari selisih harga yang relatif murah di tempat lain. “Ini saya duduk selama tiga jam belum ada yang beli. Mereka (konsumen) hanya tanya-tanya harganya saja. Mungkin dibandingkan dengan tempat lain,” ucapnya.

Meski harga melonjak, pasokan justru tetap aman. Namun kembali, pedagang harus memperhitungkan bila menyetok dalam jumlah besar. Hanafi menuturkan, mengambil pasokan dalam jumlah 10 dus. Mengingat jika mengambil skema demikian, harganya berbeda bila menyetok jumlah sedikit.

Satu dus untuk minyak kemasan 5 liter berisi empat buah, kemasan dua liter enam buah, dan satu liter 12 buah. Biasanya 10 dus yang diambil secara acak kemasannya ini laku terjual dalam kurun 10 hari. Tetapi setelah harga meningkat, stok dalam sebulan tak kunjung habis.

“Ini masih banyak sisanya yang belum terjual. Soalnya tiap pekan selalu naik harganya,” tutur dia. Hal sama juga dikeluhkan Mukarommah, pedagang yang mendirikan lapak di depan Pasar Tamrin.  Pekan lalu harga untuk kemasan 2 liter dengan merek Bimoli dijual seharga Rp 34 ribu. Kini telah menjadi Rp 37 ribu. Secara otomatis keadaan ini membuat konsumen kaget.

“Ada yang mengurangi jumlah pembelian. Bahkan ada yang mundur memilih tidak jadi membeli,” sebutnya.

Rata-rata keuntungan yang didapatkan untuk tiap kemasan berkisar Rp 400 hingga Rp 2 ribu. Bergantung jenis kemasannya. Ia menyebut, biasanya mengambil persediaan tiap sepekan dua kali. Tetapi belakangan sebulan stok masih banyak, sehingga memutuskan untuk tidak mengambil lagi. Harapannya harga kembali segera normal.  “Biasanya kalau harga stabil itu konsumen baru berjalan lagi. Semoga cepat turun harganya,” pungkasnya. (*/ak/ind/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X