Persiapan Rencana Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Disdik Asesmen Tiga Sekolah

- Kamis, 9 September 2021 | 11:49 WIB

Mayoritas orangtua murid sangat setuju jika anak mereka bisa kembali sekolah tatap muka. Tak lagi belajar jarak jauh seperti sekarang.

 

BONTANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang mengunjungi beberapa sekolah, sebagai persiapan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM), Selasa (7/9). Yakni SDIT Cahaya Fikri, SDIT Asy Syaamil, dan SD Kreatif Muhammadiyah 2.

Kepala SDIT Cahaya Fikri, Nina Risdiana menjelaskan, pihaknya berani bermohon menggelar PTM lantaran siap menjalankan dan mematuhi regulasi dari pemerintah pusat. Terlebih, banyak anak didik yang kecanduan gim daring selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Bukan menjalankan tanggung jawabnya sebagai pelajar. “Orangtua juga banyak mengalami keterbatasan ketika mendampingi anak-anak belajar di rumah,” kata Nina. Berdasarkan data yang dikantongi sekolah, dari 345 wali murid, 246 di antaranya bersedia pembelajaran dilakukan secara luring. Artinya hanya 66 yang menolak.

Sebelum mengajukan permintaan ke Disdikbud, SDIT Cahaya Fikri memastikan telah memenuhi syarat prokes yang diminta. Seperti membentuk Satgas Covid-19 sekolah. Mengatur teknis penerapan prokes, dimulai ketika anak didik tiba di sekolah hingga pulang. Mereka juga sudah pernah melakukan simulasi PTM ketika ujian nasional lalu.

Kepala SDIT Asy Syaamil, Tjitra Deviana menerangkan, visitasi yang dilakukan Disdikbud dimulai pada 10.30 Wita. Langkah ini merupakan prosedur mengacu surat edaran Pemkot Bontang. Pihaknya sebelumnya telah melakukan simulasi sebanyak dua kali.

Tepatnya sebelum tren penyebaran Covid-19 di Kota Taman mengalami peningkatan bulan lalu. “Semula kami sudah bersiap untuk PTM 13 Juli tetapi saat itu situasinya tidak memungkinkan,” kata Tjitra.

Begitu Bontang masuk kriteria PPKM Level 3, sekolah langsung bergerak cepat. Mengingat orangtua sudah menunggu skema luring dijalankan. Dari 794 murid yang menempuh pendidikan di sekolah tersebut, 624 orangtua menyetujui rencana PTM terbatas.

Jika dipersentasekan mencapai 79 persen. Sementara yang tidak setuju di angka 170 wali murid atau 21 persen. “Angka itu berdasarkan surat pernyataan orangtua,” sebutnya.

Berdasarkan visitasi, sekolah dan komite harus jujur dan terbuka terkait kondisi yang terjadi di satuan pendidikan. Nantinya evaluasi akan dilakukan tiap pekan. Bila disetujui, maka SDIT Asy Syaamil akan membagi jadwal masuk berdasarkan kelas.

Tiap murid akan menjalani skema luring enam jam dalam sepekan. Terbagi dalam dua hari. Nantinya tiap hari ada dua sif. Dengan jumlah ruangan kelas sebanyak 29 unit. “Jadi, untuk yang tidak setuju sekolah akan menggunakan pola hybrid. Perpaduan antara luring dengan daring,” tutur dia.

Sementara total guru dan tenaga kependidikan yang ada berjumlah 72 orang. Dari jumlah tersebut, 62 sudah mendapatkan vaksinasi. Sisanya belum divaksin karena bermacam alasan, mulai hamil, memiliki tekanan darah tinggi, termasuk penyintas Covid-19.

Terakhir, kunjungan menyasar SD Kreatif Muhammadiyah 2. Sekolah yang berlokasi di Kelurahan Gunung Telihan ini telah melakukan jajak pendapat terkait persetujuan orangtua untuk pembelajaran luring terbatas. Hasilnya 96,1 persen menghendaki luring. Dari 314 murid yang berada di kelas 1-6.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X