Mayoritas orangtua murid sangat setuju jika anak mereka bisa kembali sekolah tatap muka. Tak lagi belajar jarak jauh seperti sekarang.
BONTANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang mengunjungi beberapa sekolah, sebagai persiapan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM), Selasa (7/9). Yakni SDIT Cahaya Fikri, SDIT Asy Syaamil, dan SD Kreatif Muhammadiyah 2.
Kepala SDIT Cahaya Fikri, Nina Risdiana menjelaskan, pihaknya berani bermohon menggelar PTM lantaran siap menjalankan dan mematuhi regulasi dari pemerintah pusat. Terlebih, banyak anak didik yang kecanduan gim daring selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Bukan menjalankan tanggung jawabnya sebagai pelajar. “Orangtua juga banyak mengalami keterbatasan ketika mendampingi anak-anak belajar di rumah,” kata Nina. Berdasarkan data yang dikantongi sekolah, dari 345 wali murid, 246 di antaranya bersedia pembelajaran dilakukan secara luring. Artinya hanya 66 yang menolak.
Sebelum mengajukan permintaan ke Disdikbud, SDIT Cahaya Fikri memastikan telah memenuhi syarat prokes yang diminta. Seperti membentuk Satgas Covid-19 sekolah. Mengatur teknis penerapan prokes, dimulai ketika anak didik tiba di sekolah hingga pulang. Mereka juga sudah pernah melakukan simulasi PTM ketika ujian nasional lalu.
Kepala SDIT Asy Syaamil, Tjitra Deviana menerangkan, visitasi yang dilakukan Disdikbud dimulai pada 10.30 Wita. Langkah ini merupakan prosedur mengacu surat edaran Pemkot Bontang. Pihaknya sebelumnya telah melakukan simulasi sebanyak dua kali.
Tepatnya sebelum tren penyebaran Covid-19 di Kota Taman mengalami peningkatan bulan lalu. “Semula kami sudah bersiap untuk PTM 13 Juli tetapi saat itu situasinya tidak memungkinkan,” kata Tjitra.
Begitu Bontang masuk kriteria PPKM Level 3, sekolah langsung bergerak cepat. Mengingat orangtua sudah menunggu skema luring dijalankan. Dari 794 murid yang menempuh pendidikan di sekolah tersebut, 624 orangtua menyetujui rencana PTM terbatas.
Jika dipersentasekan mencapai 79 persen. Sementara yang tidak setuju di angka 170 wali murid atau 21 persen. “Angka itu berdasarkan surat pernyataan orangtua,” sebutnya.
Berdasarkan visitasi, sekolah dan komite harus jujur dan terbuka terkait kondisi yang terjadi di satuan pendidikan. Nantinya evaluasi akan dilakukan tiap pekan. Bila disetujui, maka SDIT Asy Syaamil akan membagi jadwal masuk berdasarkan kelas.
Tiap murid akan menjalani skema luring enam jam dalam sepekan. Terbagi dalam dua hari. Nantinya tiap hari ada dua sif. Dengan jumlah ruangan kelas sebanyak 29 unit. “Jadi, untuk yang tidak setuju sekolah akan menggunakan pola hybrid. Perpaduan antara luring dengan daring,” tutur dia.
Sementara total guru dan tenaga kependidikan yang ada berjumlah 72 orang. Dari jumlah tersebut, 62 sudah mendapatkan vaksinasi. Sisanya belum divaksin karena bermacam alasan, mulai hamil, memiliki tekanan darah tinggi, termasuk penyintas Covid-19.
Terakhir, kunjungan menyasar SD Kreatif Muhammadiyah 2. Sekolah yang berlokasi di Kelurahan Gunung Telihan ini telah melakukan jajak pendapat terkait persetujuan orangtua untuk pembelajaran luring terbatas. Hasilnya 96,1 persen menghendaki luring. Dari 314 murid yang berada di kelas 1-6.
Ditambah 70 persen guru dan tenaga kependidikan telah mendapatkan vaksinasi. Bila direstui, sekolah memiliki pertimbangan tersendiri untuk tidak menggunakan kapasitas ruangan kelas maksimal 50 persen. Melainkan 10 persen. Kepala SD Kreatif Muhammadiyah 2 Rahmad Budiyono mengatakan, akan memulai PTM terbatas dengan kapasitas maksimal 10 persen. “Nantinya tiap ruangan hanya diisi 5 siswa,” sebutnya.
Pertimbangannya ialah, langkah ini baru pertama kali dimulai pasca pandemi berlangsung. Supaya tidak menjadi syok terapi baik di kalangan murid maupun guru. Selanjutnya, aspek yang diperhatikan ialah kesiapan guru di lapangan.
Nantinya tenaga pendidik akan menyambut pelajar di halaman. Jika jumlahnya banyak berpotensi terjadinya kerumunan. “Ini juga atas dasar saran dari orangtua,” terangnya.
Dijelaskan dia, jika di tengah perjalanan ada kasus paparan yang menyasar pelajarnya maka sekolah bersedia mengalihkan ke PJJ kembali. Secara sarana dan prasarana prokes sekolah ini juga telah siap 100 persen. (*/ak/ind/k15)