BONTANG - Pemkot Bontang sudah memutuskan untuk membuka kembali kompleks Stadion Bessai Berinta. Terhitung sejak 16 Juni lalu. Kondisi ini menjadi angin segar bagi pedagang kreatif lapangan (PKL) yang biasa membuka lapak di pusat olahraga tersebut.
Namun, salah satu pedagang, Siti, masih enggan masuk di area tersebut. Pasalnya, ia khawatir jika nantinya pemkot kembali menutup pintu masuk stadion. Mengingat tren paparan Covid-19 di Kota Taman kembali menunjukkan peningkatan dua hari belakangan. “Ragu, nanti disuruh keluar lagi,” kata pedagang yang berjualan pentol tersebut.
Ia mengaku justru sudah nyaman berjualan di seberang pintu masuk stadion. Lantaran beberapa konsumen sudah mengetahui lokasi jualannya. Dijelaskan dia, sehari omzet yang didapatkan mencapai Rp 300 ribu–Rp 450 ribu. Jumlah ini memang turun dibandingkan sebelum masa pandemi dengan pendapatan rata-rata hingga Rp 600 ribu.
“Saya harus jualan karena menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi tiga anak. Sementara suami sudah meninggal,” ucapnya.
Meski demikian, jika beberapa hari ke depan ada peningkatan kunjungan masyarakat, maka tidak menutup kemungkinan akan menyambut kebijakan Pemkot Bontang tersebut. Ia berharap tren penularan virus corona di Bontang terus menurun, sehingga sektor usaha kecil dan menengah dapat bangkit dari keterpurukan.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Kota (Sekkot) Bontang Aji Erlynawati menyatakan memperpanjang durasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Salah satu relaksasi dalam kebijakan ini ialah dibukanya kembali kawasan Stadion Bessai Berinta.
Disinggung mengenai pembatasan kunjungan, ia belum bisa memaparkan secara detail. Namun, warga tetap diminta untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes). Meliputi gerakan 5M yakni mencuci tangan rutin, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
“Prokes itu kata kuncinya. Saya harap masyarakat patuh supaya penyebaran virus corona ini dapat ditekan,” urainya. (*/ak/ind/k16)
