Kepala Sekolah Pejuang Pembelajaran Aktif dari Grogot

- Kamis, 17 Juni 2021 | 10:15 WIB
Sriatun
Sriatun

KETIKA program Tanoto Foundation dengan Disdikbud Kabupaten Paser memulai programnya, Sriatun, M.Pd terpilih menjadi fasilitator daerah (fasda). Fasda pada program PINTAR mengemban tanggung jawab untuk melatih pelatihan yang didapat ke sekolah mitra program. Saat ini, kesibukan Sriatun adalah seorang kepala sekolah di SDN 004 Tanah Grogot. Namun, ketika menjadi fasda Tanoto Foundation, Sriatun bukan mengampu untuk kelompok kepala sekolah melainkan pembelajaran.

Awalnya berat, karena Sriatun masih meminati untuk menjadi fasda kelompok kepala sekolah. Namun, seiring berjalannya waktu, Sriatun dibimbing untuk merumuskan pembelajaran aktif tingkat SD/MI.

Selama menjadi fasda pembelajaran, Sriatun akhirnya memahami apa yang dimaksud pembelajaran sesuai amanah kurikulum 2013. Dimulai dari merumuskan tujuan pembelajaran sesuai kompetensi dasar yang diampu. Lalu, membuat lembar kerja siswa yang menantang dengan memakai taksonomi bloom yang relevan dan pertanyaan yang produktif, imajinasi, terbuka.

Dengan ilmu pedagogi ini, Sriatun mulai menyukai tanggung jawabnya menjadi fasda pembelajaran tingkat SD/MI. Dengan menjadi fasda pembelajaran, Sriatun banyak membantu banyak guru untuk memahami lebih dalam kurikulum 2013.

Proses pembelajaran ini yang Sriatun nikmati, tidak hanya menyediakan proses pembelajaran bagi siswa. Guru pun berproses dengan belajar untuk membuat perubahan peserta didik ke arah lebih baik. Sriatun pun merefleksikan dirinya yang sebagai kepala sekolah, jika kepala sekolah tidak memahami inti dari proses pembelajaran, maka banyak hal yang menjadi hambatan guru tidak dapat terurai.

Dalam kesempatan ini, Sriatun mengungkapkan pendapatnya jika keberhasilan dari kompetensi dasar tidak maksimal maka keberhasilan penanaman karakter tidak maksimal. Pada kurikulum 2013, 80% pembelajaran menekankan penanaman karakter di tingkat SD/MI.

Dalam Permendikbud no 2 tahun 2018 pasal 4 di sebutkan bahwa penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar memiliki muatan karakter yang lebih besar dibandingkan dengan muatan karakter dalam penyelenggaraan PPK pada satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah.

Pada tingkat SD/MI, merupakan masa penting dalam perjalanan hidup seseorang, dimana pembentukan karakter terjadi di tingkat ini. Selain itu, pada tingkat SD/MI ini, anak mulai membentuk pemahaman konkretnya dari konsep-konsep abstrak yang didapat di usia dini, sehingga siswa SD/MI harus lebih mengalami dalam pembelajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah.

Sriatun mengungkapkan banyak dari guru yang didampingi kesulitan untuk menurunkan kompetensi dasar (KD) ke indikator untuk dasar membuat tujuan pembelajaran. Jika di tahap ini guru belum mahir dalam membuat tujuan pembelajaran sesuai tuntutan KD, maka dapat dipastikan guru akan kesulitan membuat lembar kerja yang menantang.

Walaupun, Sriatun tidak memegang pembelajaran, Sriatun memakai ilmu ini untuk di sekolahnya. Sriatun memahami salah satu fungsinya adalah mereview Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja (LK) para gurunya. Sehingga, Sriatun dapat memastikan kualitas pengajaran yang didapat siswanya adalah pembelajaran bermakna.

Sriatun pun sering diundang untuk menyebarluaskan materi pembelajaran aktif Tanoto Foundation. Sriatun pernah menyebarkan materi ini di KKG gugus II yaitu SDN 20, SD Kartika, SDN 18, SD Ass’adiyah, SDN 004. Semua SDN tanah Grogot dan KKG Di gugus VI kecamatan Tanah Grogot, yg bukan sekolah mitra SDN 009, SDN 029, SDN 027 Tanah Grogot. (*/beb)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB
X