Di Kutim Harga Cabai Tak Kunjung Turun, Masih Rp 100 Ribu Per Kilogram

- Selasa, 25 Mei 2021 | 10:30 WIB
ilustrasi
ilustrasi

SANGATTA - Sejumlah pedagang terus mengeluhkan harga cabai rawit merah yang dibanderol masih di atas normal. Nyaris semua pedagang di pasar tradisional Sangatta Selatan menjual cabai Rp 100 ribu per kilogram.

Salah satu pedagang bernama Martiah mengatakan, kenaikan harga cabai rawit merah ini bahkan sudah terjadi sejak satu bulan lebih. Lonjakan harga ini disebabkan harga jual dari tengkulak yang memang sudah tergolong tinggi.

Nyatanya hal ini berdampak pada permintaan cabai yang menurun drastis. Padahal, di pasar tradisional ini, harga cabai rawit mulanya hanya Rp 35 ribu per kilogram. Kemudian Februari lalu meningkat menjadi Rp 50 ribu per kilogram.

Parahnya pada Maret sempat melambung tinggi menjadi Rp 150 ribu per kilogram, lalu berangsur turun menjadi Rp 100 ribu per kilogram pada April. Namun, sejak April hingga saat ini memasuki pengujung Mei, harga cabai tak ada penurunan, masih stabil di angka Rp 100 ribu per kilogram.

"Pembeli juga ngeluh terus kenapa harga cabai mahal terus. Dikira kami yang mainin harga, padahal harga dari Samarinda saja sudah Rp 90-95 ribu per kilo, kami mau jual berapa kalau di sana sudah mahal," terang ia.

Senada, hal itu juga dikeluhkan Agus Toing. Menurutnya, belum diketahui secara pasti penyebab kenaikan harga. Dirinya menyebut, tak bisa mengambil untung banyak. Mengingat, harga dari pemasok sudah mahal dan ia harus menanggung ongkos kirim.

"Mana bisa dapat untung dari cabai, harganya sudah mahal, ongkos kirim ke Sangatta juga mahal, tipis sekali, mana cepat busuk karena pembelinya jarang, tepuk jidat saja," bebernya.

Sama hal yang terjadi sebelumnya, menurut Kepala UPT Pasar Induk Sangatta Buhori, variasi harga kerap berbeda. Bahkan menurut pendataan yang ia lakukan di Pasar Induk Sangatta Utara, harga cabai berkisar dari Rp 80-115 ribu.

Menurut kabar yang diperolehnya, kenaikan komoditas ini disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu. Terutama musim hujan yang selalu mengguyur Sangatta. 

"Penyebabnya karena pasokan kurang, sepertinya dampak dari cuaca, itu info dari pedagang di Pasar Induk. Mudahan cepat normal kembali," terangnya. (*/la/far/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X