Banjir Masih Jadi Momok, Wali Kota Bontang Bilang Sungai Bontang Mengalami Sedimentasi

- Sabtu, 1 Mei 2021 | 11:33 WIB
Banjir yang pernah melanda Bontang, beberapa waktu lalu.
Banjir yang pernah melanda Bontang, beberapa waktu lalu.

Penanganan banjir menjadi salah satu fokus perhatian pasangan Basri Rase-Najirah sebagai kepala daerah. 

BONTANG – Ada 15 program kerja prioritas yang siap dikerjakan Wali Kota Basri Rase bersama wakilnya Najirah, banjir termasuk di dalamnya. Bahkan, sebelum dilantik, dirinya telah meninjau sungai Bontang dan sejumlah saluran drainase yang ada. Tepatnya 19 April lalu.

Hasilnya, aliran sungai Bontang mengalami sedimentasi. Kondisi serupa juga terjadi di saluran drainase. Bahkan ada yang alirannya buntu dan tidak tersambung dengan aliran sungai, sehingga ketika debit air tinggi, akan meluap ke permukaan. “Kondisi drainase tidak bagus pada dasarnya. Kami akan mengatasinya,” kata Basri.

Ia mengatakan, telah menggandeng tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Peninjauan sebelumnya ini bertujuan melakukan pemetaan lokasi sungai dan meninjau kondisi saluran drainase. Rencananya, survei lanjutan bakal kembali digelar setelah Idulfitri.

“Kami berencana nantinya mengukur elevasi sungai. Tujuannya untuk dapat mendukung pengentasan banjir di Bontang secara komprehensif,” ucapnya.

Disinggung mengenai perincian pola penanganan, baik dari aspek hulu maupun hilir, ia belum bisa memberikan keterangan detail. Mengingat masterplan penanganan banjir masih dalam kajian tim ahli. Masterplan ini mencakup skema penyelesaian persoalan banjir, durasi yang dibutuhkan, hingga kebutuhan anggaran. “Target saya tahun ini masterplan sudah selesai,” tutur dia.

Pada penyampaian program kerja, Basri-Najirah berkomitmen mengenai penanggulangan banjir menjadi prioritas Pemkot Bontang. Dibutuhkan peran serta dari seluruh elemen masyarakat untuk percepatan pembangunan berbagai infrastruktur penanggulangan banjir. Tentunya harus ada sinergi dengan Pemprov Kaltim dan pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai.

Beberapa programnya mencakup percepatan pembangunan Bendali Suka Rahmat serta revitalisasi dan perluasan Waduk Kanaan. Tak hanya itu, Basri juga menekankan pentingnya normalisasi sungai dengan penurapan dan penataan bantaran sungai dengan revitalisasi permukiman.

Adapun target jangka pendek ialah penanggulangan daerah-daerah banjir yang tidak disebabkan oleh kiriman debit air dari hulu sungai.

Sebelumnya diberitakan, akademisi Unmul Tamrin mengatakan, ada dua opsi yang bisa dipilih Pemkot Bontang untuk penanganan banjir. Berupa menunggu pembuatan Bendali Suka Rahmat atau memperbaiki DAS Bontang. Jika menanti realisasi bendungan, waktunya relatif lama.

Sebab, saat ini masih terkendala urusan pembebasan lahan di ranah pemprov. “DAS Bontang masuk sebagian di hutan lindung, makanya bendungan yang dijanjikan pemprov sampai saat ini belum bisa jadi,” kata Tamrin.

Ia memaparkan jika bendungan itu ada, ada efek terhadap penanganan banjir Bontang. Meskipun sebenarnya tidak sepenuhnya aliran sungai yang menuju DAS Bontang ditampung. “Hanya sebagian anak sungai yang dibendung,” pungkasnya. (*/ak/ind/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X