Titik Penyumbatan Utama Ditemukan

- Minggu, 11 April 2021 | 13:12 WIB

Normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) kian dinantikan. Lantaran penumpukan sedimen semakin parah. Jika tidak dinormalisasi segera, banjir Kota Samarinda akan sulit ditampung. Karena masih ada penumpukan sedimen. Tahun lalu, normalisasi SKM sebenarnya sudah dimulai di Segmen Gang Nibung hingga belakang Pasar Segiri.

Tahun ini rencananya Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Dan Perumahan Rakyat (PU Pera) Kaltim akan melakukan normalisasi kembali di segmen Jembatan Gelatik hingga Jembatan PM Noor. Termasuk Sungai Mati di belakang Masjid Babul Hafadzah, Jalan PM Noor. Hal ini dipaparkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Normalisasi SKM Dinas PU Pera Kaltim, Fadly Kasim, kala menyusuri SKM, kemarin.

Ia menemukan masih ada beberapa bottle neck atau penyempitan di sejumlah persoalan pada aliran SKM. Namun untuk melakukan normalisasi, pinggiran sungai harus bebas dari rumah warga. “Itu yang menjadi tanggung jawab Pemkot Samarinda,” sebutnya.
Untuk panjangnya, Fadly memperkirakan mencapai 2 km. Hanya saja hingga saat ini, masih belum ada kepastian dari Pemkot Samarinda mengenai pembebasan lahan di segmen Sungai Mati.

Selebihnya Fadly mengakui kawasan parah penyempitan berada di antara Jembatan Gang Nibung dan Jembatan Ruhui Rahayu, tepatnya Dr Sutomo. Padahal disana sudah ada pintu air dan pipa dari rumah pompa yang ditempatkan di samping Jembatan Ruhui Rahayu. “Itu juga kami sasar untuk normalisasi tapi masih menunggu kejelasan dari Pemkot Samarinda,” pungkasnya. (hun/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X