Tak sadar yang menghubungi dan berniat membeli motor yang dibawanya polisi, Muhlis (52) pun langsung membuat janji untuk melakukan transaksi. Beberapa kali lokasi yang dijanjikan untuk bertransaksi diubah dan makin membuat anggota Polsekta Samarinda Ulu curiga, ada sesuatu yang tak beres dengan Muhlis, Jumat (26/3) sore lalu.
Sampai akhirnya Muhlis menemui anggota Unit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu yang menunggunya di sekitaran Jalan Batu Bara, Kelurahan Sidodadi. Saat ditanya polisi, jawaban Muhlis ngawur. Alasannya macam-macam. Kemudian saat diinterogasi, Muhlis mengakui yang hendak dijualnya adalah hasil curian.
“Kami sudah curiga. Rupanya saat itu salah seorang rekan pelaku (Muhlis, Red) ada di sekitar lokasi penangkapan dan curiga, kabur. Inisialnya sudah kami kantongi. Pelaku mengakui yang hendak dijualnya hasil curian,” beber Kapolsekta Samarinda Ulu Kompol Ricky Sibarani, melalui Kanit Reskrim Iptu Fahrudi kepada Sapos.
Hasil pemeriksaan polisi, motor Honda Scoopy KT 2879 ID yang hendak dijual Muhlis hasil curiannya di sekitaran Jalan Pangeran Antasari. Motor itu dicuri Jumat pagi, beberapa jam sebelum ditangkap.
Muhlis mencuri dengan modus menggunakan kunci model T. Tak hanya motor Honda Scoopy itu saja, beberapa hari sebelumnya Muhlis juga mencuri Honda Vario Tecno KT 2477 BCB. Lokasinya, di sekitar Jalan Pangeran Antasari Gang 2, dan pemilik motor yang jadi korban juga masih tetangga tempatnya kos. “Dua korban adalah tetangga kos pelaku. Selama ini pelaku yang berstatus residivis kasus penganiayaan di Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah mengamati lingkungan sekitar,” jelas Fahtudi.
ini Muhlis masih menjalani pemeriksaan guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Masih menjalani pemeriksaan, kami tengah menelusuri kemungkinan ada TKP lain,” kata Fahrudi. “Pengakuan sementara, hasil penjualan motor dipakai membeli narkoba? dan untuk kenutuhannya sehari-hari,” kata Fahrudi lagi. (rin/nha)
