PROKAL.CO,
Berkaca pada kejadian tersebut, masalah kejiwaan merupakan masalah serius. Sepanjang tahun, ratusan orang bercantian masuk rumah sakit jiwa. Tak jarang dari sekian banyak itu, penderita gangguan kejiwaan ini pernah melukai atau membuat resah warga bahkan keluarganya sendiri.
Direktur Pelayanan RSJD Atma Husada Mahakam, dr Jaya Mualimin menjelaskan, khusus untuk La Juliadi tengah menjalani observasi selama 14 hari. Meski dalam lima hari ini kondisinya stabil, namun tetap dipantau hingga masa observasi selesai dilakukan.
Hasil dari observasi tersebut menjadi rujukan kepolisian soal kasus pembunuhan yang telah dilakukan pria bertubuh gempal tersebut.
“Tergantung pihak penyidik kepolisian saja nanti. Mau diteruskan apa tidak kasus ini. Kami hanya sekedar merekomendasi tentang kejiwaanya saja usai di observasi” sebutnya.
Penanganan ODGJ memang tak bisa dalam waktu singkat. Setidaknya perlu 20-30 hari perawatan. La Juliadi sendiri adalah pasien BPJS Kesehatan. Bagian dari 75 persen pasien rumah sakit yang juga menggunakan jaminan kesehatan nasional di RSJ.
Sebagian lagi dirawat dengan program jaminan kesehatan daerah. Baik melalui Dinas Sosial maupun Dinas Kesehatan setempat. Meski ada juga yang berobat secara umum.
RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda hingga kini telah menangani 40 ribu lebih pasien. Saat ini berisi 405 pegawai rumah sakit. Diantaranya tujuh dokter spesialis kejiwaan. Salah satunya khusus remaja. Sedangkan enam spesialis lain adalah saraf, radiologi, patologi klinik, rehabilitasi medik, dan penyakit dalam. Didukung pula tenaga medis meliputi 10 dokter umum dan 160 perawat.
“Dokter dan perawat sendiri dibagi tiga sif. Yakni pagi, sore, dan malam,” terang Jaya. Per 11 Januari 2021, RSJD Atma Husada Mahakam dihuni oleh 156 pasien rawat inap. Menjalani pengobatan di ruang perawatan yang masing-masing berisi 40 pasien.