Samarinda Darurat Penderita Gangguan Jiwa

- Kamis, 14 Januari 2021 | 13:10 WIB
Karena membawa sajam dan terus mengancam, salah seorang pria yang diduga mengidap gangguan jiwa diamankan.
Karena membawa sajam dan terus mengancam, salah seorang pria yang diduga mengidap gangguan jiwa diamankan.

Samarinda darurat ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa. Kalimat itu tidak berlebihan. Faktanya, keberadaan penderita gangguan jiwa benar-benar meresahkan. Di Kota Tepian, sejumlah kasus pembunuhan yang pelakunya adalah ODGJ sudah sering terjadi. Dua warga meninggal dunia menjadi korban.

Kasus terakhir menimpa La Iroji (61) yang tewas dibacok tetangganya bernama La Juliadi (40). Peristia tersebut terjadi di Jalan Karya Baru, Kampung Buton, RT 09, Nomor 43, Keluarga Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, 6 Januari 2021 lalu. Dua tahun sebelumnya, tepatnya pada 16 Juli 2018, Muhammad Rihardja PNS Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim juga tewas dipukul balok Sarifuddin. Pemukulan terjadi saat Rihardja melintas dengan sepeda motor di depan kantornya di Jalan Kemakmuran, Samarinda. Sarifuddin dan La Juliadi sama-sama penderita ODGJ.

Belum lagi kasus yang menimpa La Iroji tuntas, kehebohan akibat ODGJ kembali dialami jemaah Masjid Babul Jannah di Jalan Merdeka 2, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, Senin (11/1) malam lalu. Anggota FKPM Kelurahan Sungai Pinang Dalam pun menindaklanjuti laporan jemaah masjid. Karena terdapat ODGJ yang meresahkan warga. Dilaporkan, jemaah mengeluhkan lantaran sudah dua hari seorang pria penderita ODGJ tidur di sekitar halaman masjid.

Warga patut panik, karena pria tersebut terlihat memegang senjata tajam (sajam). Sajam itu dia simpan di dalam tas yang dibawanya.
“Awalnya saya tanya baik-baik. Tapi malah dibentak. Itu pun jawabannya tidak nyambung,” kata ketua FKPM Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Ipung Aspul.

Saat hendak diamankan, pria tersebut sempat berontak. Bahkan sempat memindahkan sajam dari dalam tasnya ke pinggangnya. Anggota FKPM harus ekstra hati-hati. Jangan sampai pria itu melukai diri dan anggota FKPM yang mengamankan. Apalagi, pria itu tidak mau diam. Terus melakukan perlawanan. Anggota FKPM lantas berkorrdinasi dengan Satpol PP Samarinda dan Polsek Sungai Pinang.

“Memang berisiko ketika mengamankan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Karena emosinya tidak stabil. Tapi kami berusaha agar segera mengamankannya. Untungnya petugas segera datang,” ungkap Ipung. Pria itu mengaku asal Penajam. Dia kemudian dimasukkan ke dalam mobil Satpol PP. Sementara sajamnya diamankan kepolisian. Selanjutnya Ibrahim dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam di Samarinda Ilir, untuk mendapat perawatan. “Rekan dari Satpol PP dan polisi sangat membantu. Setelah ini, mudah-mudahan pria tersebut tidak membuat keresahan lagi,” kata Ipung. (kis/ha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X