Banjir Ganas Serang Samarinda

- Minggu, 10 Januari 2021 | 11:58 WIB

 Di Kota Samarinda, hujan dan banjir tidak bisa terpisahkan. Tingginya intensitas hujan yang terjadi Kamis (7/1), membuat sebagian besar wilayah Samarinda kembali tergenang. Bahkan kali ini banjir yang menerjang terbilang ganas. Di Perumahan Bukit Pinang, Samarinda Ilir, air yang datang tiba-tiba dan cukup deras memicu terjadinya banjir bandang di wilayah tersebut.

Beberapa ruas jalan lainnya yang terendam, membuat jalur alternatif di disesaki kendaraan. Akibatnya, lalu lintas pun lumpuh di mana-mana. Yang paling parah adalah jalur Tenggarong-Samarinda. Ratusan kendaraan dari Tenggarong tak bisa masuk Samarinda sejak pukul 17.00. Tingginya kedalaman air yang terjadi di Jalan Pangeran Suryanata, membuat kendaraan tidak bisa masuk. Kendaraan pun yang baru turun dari tanjakan Gunung Sampah, Bukit Pinang disarankan memutar balik.

Hj Siti Mutmainnah, salah satu pengendara roda empat dari Tenggarong yang gagal masuk ke Samarinda. Dihubungi media ini, pukul 18.30, Ina -sapaan akrabnya- sudah terjebak selama 3 jam. Wanita yang juga advokat ini pun harus memutar balik kembali ke Tenggarong. Dia berencana ingin pulang ke Samarinda lewat jalur Loa Kulu-Loa Janan. Banyaknya kendaraan, justru membuat jalur kembali menuju Tenggarong macet parah. “Saya (mobil) tidak bisa bergerak lagi,” paparnya. Sebagian kendaraan yang terjebak macet, memilih mematikan mesin dan menunggu hingga jalan kembali dibuka.

Ratusan kandaraan -atau mungkin bahkan ribuan- nampak mengular di ruas jalan antar kota ini. Ketinggian air di ruas ini mencapai pinggang orang dewasa. Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Ramadhanil mengatakan pengalihan lalu lintas di kawasan itu awalnya dilakukan inisiatif warga setempat.

“Kami sebatas membantu pengaturan lalu lintas dengan mengimbau pada pengguna jalan agar memutar (kembali, Red). Mengingat kondisi genangan air sangat dalam sehingga tidak mungkin bisa dilalui kendaraan,” jelas Ramadhanil.
Antisipasi kendaraan melintas di jalur yang terendam itu dikatakan Ramadhanil, juga sudah dikoordinasikan dengan Satlantas Polres Kukar.

“Kami minta agar Satlantas di sana (Polres Kukar) dapat menahan kendaraan dari arah Kukar yang mau ke Samarinda dan melalui jalur tersebut agar tidak dulu dilepas, sampai air surut dan jalan sudah bisa dilalui kembali,” tandasnya.
Tak hanya ruas utama, jalan di lingkungan permukiman juga luput dari terjangan banjir. Malahan, banjir sempat merendam rumah warga.

Seperti di Gang Julak Dapur. Tingginya genangan membuat warga mengungsikan barang berharga ke tempat yang lebih tinggi. Jalur penghubung yang juga macet total juga terjadi di Jalan DI Panjaitan, Samarinda Utara.
Dari update data yang dihimpun Info Taruna Samarinda (ITS), hingga pukul 18.50 Wita, terdapat 31 jalan utama dan permukiman terendam. Hujan deras juga membuat beberapa pohon tumbang dan tanah longsor.

“Banjir paling parah di Jalan Suryanata, Perumahan Bukit Pinang. Hujan deras mengakibatkan banjir bandang di lokasi tersebut. Terdapat tiga lokasi tanah longsor dan tiga lokasi pohon tumbang,” kata Joko Iswanto, Ketua ITS. lantaran terkendala akses jalan, Jokis -sapaan akrabnya- menerangkan saat ini tim relawan belum dapat menjangkau lokasi tempat terjadinya banjir bandang. “Masih sulit dijangkau karena kondisinya macet,” paparnya.

“Sementara ini kami hanya dapat menjangkau lokasi banjir yang bisa dilintasi. Seperti di simpang empat Lembuswana, Jalan KS Tubun, Air Putih, Sempaja dan beberapa lokasi permukiman warga,” tambahnya.

Prakirawan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Kota Samarinda, Sutrisno menjelaskan, hujan yang terjadi sepanjang sore hingga malam, dikategorikan lebat atau intensitas tinggi. “Durasi sekitar 2 jam dengan total 70 milimeter. Ini masuk kategori hujan lebat-sangat lebat,” ungkap Sutrisno.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Ifran mengaku telah menerjunkan anggota untuk melakukan pengecekan lapangan di sejumlah titik longsor. Ifran memastikan tidak ada korban jiwa pada banjir dan tanah longsor. “Kami lakukan pendataan sekaligus imbauan kepada warga untuk selalu waspada. Sebab potensi longsor susulan bisa saja terjadi,” katanya Ifran. (kis/oke/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X