Tinggi Muka Air (TMA) Waduk Benanga Lempake mencapai level kuning di angka rata-rata 60 sentimeter, artinya waduk benanga dalam level waspada. TMA sempat mengalami fluktuasi dalam dua hari tercatat TMA di waduk ini terus mengalami kenaikan, kemarin (29/11).
“Semalam masih bertahan di angka 45 sentimeter perlahan naik. Dan saat ini di angka 72 centimeter pada pukul 16.00 Wita,” kata petugas jaga pintu bendungan benanga, Muhammad Rifky Hendrianto.
Tingginya air limpasan di Bendungan Benanga secara otomatis mengancam permukiman warga yang berada di sepanjang aliran sungai.
“Jika ada hujan di hulu seperti Pampang, Sungai Siring, Tanah Merah secara otomatis TMA bisa naik lagi dan ini perlu diwaspadai,” ungkap Hendriyanto. Meskipun sudah mencapai 72 sentimeter namun masih pada titik kuning. Meningkatnya debit air pada Sungai Mahakam juga termasuk salah satu pemicu lambatnya TMA Waduk Benanga turun.
“Karena Sungai Mahakam pasang itu kendalanya, makanya di sini tertahan dulu, kalau di sana tidak pasang dari kemaren sudah turun di sini,” sebut Hendriyanto. Ketua RT 30, H Budi Wiyono menuturkan, setiap penghujun tahun debit air di bendungan benanga yang masuk wilayahnya mengalami kenaikan. Ini seiring tingginya intensitas hujan di hulu sungai. Imbas dari limpasan air bendungan mengakibatkan permukiman warga bakal terendam banjir kembali.
“Ya, imbas air limpasan ini sudah kita ketahui bersama. Daerah dataran rendah paling banyak terdampak, salah satunya ya bengkuring,” kata Budi. Meski saat ini TMS berada level 72 cm dengan status waspada. Pihaknya mengimbau agar warga tetap waspada. Sebab kondisi cuaca disamarinda tidak menentu. “BMKG juga sudah menyebutkan puncak hujan di bulan Desember. Nah ini yang patut di waspadai. Dan perkiraan saya TMA masih bisa naik,” tutup Budi. (kis/beb)
