Menjadi masyarakat pinggiran, tak berarti kepentingannya diabaikan begitu saja. Hal inilah yang ingin diperjuangkan salah seorang wakil rakyat, dari Dapil Samarinda Ulu, Mohammad Novan Syahronny Pasie.
Ia baru saja menyelesaikan resesnya di masa sidang ketiga pada minggu lalu. Salah satunya di kawasan Bukit Pinang Jalan Suryanata. Kawasan tersebut sangat dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Idealnya pengolahan sampah seharusnya jauh dari pemukiman warga. Sehingga tidak terpapar dengan asap saat proses pembakaran sampah.
Hal inilah yang disampaikan Novan, usai mendengar aspirasi dari masyarakat Bukit Pinang. Pasalnya dampak dari TPA yang berdekatan dengan perumahan, akhirnya merambat hingga kualitas air menurun.
Terlebih TPA Bukit Pinang sudah lama krodit alias tidak bisa lagi menampung sampah secara berlebihan. “Makanya banyak masyarakat yang mengeluh karena sering menghirup bau tidak sedap,” tutur Novan. Padahal keluhan ini sudah lama dialami masyarakat, yang bermukim di Bukit Pinang dan sekitarnya.
Ia pun berharap dampak dari pencemaran TPA Bukit Pinang bisa segera diatasi oleh instansi terkait. Selain persoalan dampak TPA, urusan pelayanan air bersih dan infrastruktur juga menjadi fokusnya dalam menerima masukan. Khususnya menjelang pengetukan APBD murni 2021.
Sebagai anggota Komisi III DPRD Samarinda, ia juga sering menerima masukan yang berhubungan dengan kegiatan fisik. Yang dapat menunjang pembangunan kota Samarinda. “Tapi dilihat juga skala prioritas dalam penggunaan anggaran. Yang pasti kami perlu berkoordonasi dulu dengan Pemkot Samarinda, mengingat ketersediaan anggaran juga terbatas,” pungkas Novan.