Ekonomi Samarinda Tumbuh, Sayangnya Pengangguran Meningkat

- Jumat, 13 November 2020 | 15:10 WIB
Salah satu pusat belanja yang sepi di Samarinda.
Salah satu pusat belanja yang sepi di Samarinda.

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang mengklaim jika wilayah yang dipimpinnya belum mengalami resesi ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Orang nomor satu di Kota Tepian itu menyebut ekonomi Samarinda masih survive alias bertahan dari kemerosotan.

Sebagai kota perniagaan (dagang), Jaang mengamati bahwa perputaran ekonomi warga Samarinda masih berjalan. Sayangnya hingga saat ini Jaang sendiri mengaku belum mendapat laporan mengenai jumlah warga yang terkena PHK.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Samarinda, Rusmawati juga belum bisa menjelaskan apakah Samarinda sudah berdampak atau tidak terhadap resesi secara global. Pasalnya ukuran resesi itu dinilai secara luas di suatu negara. “Banyak faktor yang memengaruhi. Kalau di Samarinda memang kami belum rilis pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua ini,” kata Rusma, sapaan akrabnya.

Namun bisa diamati dari daya beli masyarakat yang cenderung turun. Khususnya dalam pembelian barang tersier. Di satu sisi, kata Rusma, bidang telekomunikasi justru meningkat permintaannya. Lantaran saat ini banyak pekerjaan dialihkan melalui webinar. “Orang WFH (Work From Home) pasti membutuhkan internet. Belum lagi yang berjualan beralih ke online,” jelasnya.

Hanya saja hal itu, kata Rusma, tak bisa menjadi ukuran untuk menentukan apakah Samarinda tidak terdampak resesi. Sebab, ia menerima laporan bahwa gelombang PHK terjadi besar-besaran di Kaltim, termasuk Samarinda. Hanya saja, ia tak ingin berbicara tanpa melihat data.

“Karena datanya juga belum kami pegang. Jadi memang harus menunggu data itu dikumpulkan,” tuturnya. Berdasarkan data BPS, inflasi Samarinda memang mengalami peningkatan meski tidak signifikan. Yaitu sebesar 0,17 persen pada Juni atau kuartal dua. Sedangkan pada Juni di tahun lalu inflasinya sebesar 0,15 persen. “Tapi menjadi persoalan, angka pengangguran ini meningkat dari hasil rilis Kaltim, sehingga inilah yang memacu daya beli menurun,” tegasnya.

Selanjutnya media ini juga berupaya menghubungi pihak BPS Kaltim yang lebih dulu melakukan rilis. Menurut Kepala BPS Kaltim, Anggoro Dwitjahyono bahwa di triwulan III 2020 pertumbuhan ekonomi di Kaltim, termasuk Samarinda, justru mengalami kenaikan dari triwulan sebelumnya. Yaitu sebesar 2,39 persen. Hal ini didapatkan dari pertumbuhan bidang usaha transportasi dan pergudangan. “Namun kalau dibandingkan tahun lalu dengan bulan yang sama, memang alami penurunan,” jelasnya.

Di bandingkan tahun sebelumnya pada triwulan III dengan tahun ini mengalami penurunan di angka 4,61 persen. Sedangkan pada triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi Kaltim telah mencapai 6,31 persen. (hun/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB

Lahan Terbakar, Asap Mengepul Belasan Jam

Rabu, 17 April 2024 | 14:00 WIB

Pom Mini di Balikpapan Mulai Ditertibkan

Rabu, 17 April 2024 | 11:00 WIB
X