Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang menggelar rapat koordinasi bersama pimpinan puskesmas se-Kota Samarinda membahas masalah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri.
Mengawali rakor tersebut, Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Samarinda, Sugeng Chairuddin, mengatakan jika lonjakan angka kasus pasien positif dalam 3 hari belakangan ini sangat tidak diduga-duga. Imbasnya, saat ini ada sebanyak 560 pasien positif yang melakukan isolasi secara mandiri. Melihat kondisi tadi, Sugeng meminta tim dari kesehatan bisa mengambil langkah antisipasi terhadap perilaku warga yang merawat dirinya secara mandiri tersebut.
“Karena saya dapat laporan dari Camat Sungai Pinang, katanya ada warganya yang terkonfirmasi positif hasil swab tanggal 24 September kemarin, tapi masih keluyuran ke mana-mana hingga bertamu ke rumah keluarga dengan keyakinan kalau dia tidak terpapar covid,” ucapnya saat rapat berlangsung.
Melihat kejadian tersebut, ia berharap tim gugus tugas di tingkat Kecamatan dan Kelurahan dibantu Puskesmas setempat bisa melakukan screening terhadap pasien yang melakukan isolasi mandiri. Mulai dari tingkat sosialnya hingga perilakunya.
Sugeng menyebut ada 2 tipe warga yang melakukan isolasi mandiri ini yaitu tipe bandel, maksudnya pasien ini sudah tahu positif tapi masih melakukan aktivitas di luar rumah, serta tipe kondisi sosial ekonomi, ini lebih kepada pasien yang terpapar Covid-19 tapi kondisi rumah yang kecil tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri. Jadi kedua tipe pasien tadi menurut Sugeng wajib menjadi perhatian Pemerintah dalam menekan angka penularan Covid-19.
Sementara Wali Kota Samarinda dalam arahannya meminta kepada Dinas Kesehatan untuk membuat kajian ilmiah terkait seberapa urgennya Pemkot untuk melakukan penambahan tempat karantina yang baru, baik dari segi tenaga medis hingga fasilitas yang disiapkan. (mrf/beb)