Jalan alternatif kolong Jembatan Mahkota II, telah lama diusulkan warga menjadi jalan permanen yang dapat dilalui kendaraan umum.
Menurut warga lokasi tersebut aman untuk dijadikan jalan, dibandingkan dengan Jalan Dwikora, Kelurahan Mangkupalas, yang mana memiliki kontur perbukitan curam.
Lokasi tanah yang bisa dijadikan badan jalan, menurut warga juga tidak memberatkan pemerintah yang mana harus melakukan pembebasan tanan terlebih dahulu. “Lokasi yang bisa dibuat itu tanah di samping jembatan, bukan di kolong jembatan yang saat ini dilalui masyarakat sebagai jalan alternatif,” jelas Hariyanto (75), warga sekaligus tokoh yang dituakan di Mangkupalas.
Lokasi tanah itu jelaskan Hariyanto adalah milik Inhutani, yang mana telah lama tidak difungsikan sehingga dimanfaatkan warga sebagai area berkebun. “Jadi bukan milik perorangan. Luasannya sekitar 6 hektare, termasuk area yang dibangun IPA Kalhold. Jalan itu bisa jadi alteenatif jika kembali longsor, dan lebih aman dari pada melintas di kolong jembatan,” terang Hariyanto.
Keinginan masyarakat dibuatkan jalan di samping jembatan itu dikatakan Hariyanto, juga telah disampaikannya ke pelaksana kegiatan penanganan tanah longsor di Jalan Mangkupalas. “Harapannya bisa terealisasi, karena untuk membuka jalan yang tertutup longsor itu saya juga ikut membukanya di tahun 1984. Dulunya jalur yang dilalui jalan Teluk Bajau, tembus hingga ke kawasan Mangkujenang. Namun setelah jalan utama itu dibuka, jalan lama itu tidak lagi difungsikan,” pungkasnya.(oke/nha)
