Daya Beli Warga Kaltim Masih Rendah

- Kamis, 10 September 2020 | 11:22 WIB
Tutuk SH Cahyono
Tutuk SH Cahyono

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada Agustus 2020 mengalami deflasi sebesar 0,17 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mencatat inflasi 0,07 persen (mtm). Berdasarkan kelompok pengeluarannya, deflasi tersebut bersumber dari makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat deflasi sebesar 0,99 persen (mtm). 

Selain itu, kelompok transportasi juga mengalami deflasi yang cukup dalam sebesar 0,45 persen (mtm). Dengan demikian, secara tahunan, inflasi IHK Agustus 2020 tercatat sebesar 0,62 persen (yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 0,75 persen (ytd). “Deflasi Kaltim Agustus 2020 terjadi di tengah daya beli masyarakat yang belum pulih dan panen raya beberapa komoditas utama,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Tutuk SH Cahyono, kepada awak media, Rabu (9/9).

Dirinya menambahkan, daya beli masyarakat yang masih rendah tercermin dari Survei Konsumen Bank Indonesia yang mencatatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kaltim Agustus 2020 sebesar 90,25, masih berada di bawah threshold optimis pada level 100.

Tutuk menjelaskan, berdasarkan komoditasnya, deflasi tomat, bayam, ikan gabus, dan bawang merah menjadi
penyebab utama deflasi Kaltim. Khusus untuk bawang merah, bulan Agustus merupakan puncak panen raya bawang merah tahun ini di daerah produsen sehingga mendorong harga turun dari rata-rata harga Rp39.650/kg menjadi Rp32.300/kg.

“Selain keempat komoditas pangan tersebut, tarif Angkutan Udara juga mengalami penurunan harga,” jelasnya. Hal ini turut dipengaruhi oleh peningkatan penyebaran Covid-19 di Kaltim sehingga permintaan penggunaan lalu lintas udara juga turut mengalami penurunan. Namun demikian, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga emas perhiasan, ikan layang, daging ayam ras, ikan tongkol, dan cabai merah.

Khusus untuk emas perhiasan, peningkatan harga masih mengikuti tren harga emas di pasar global yang masih meningkat akibat ketidakpastian kondisi ekonomi di banyak negara. TPID di wilayah Kaltim, terus melanjutkan koordinasi untuk memastikan pasokan dan harga berada dalam rentang harga normal Salah satu upayanya adalah dengan mendorong Perusda untuk terlibat dalam berbagai kegiatan stabilisasi harga. Selain itu, untuk memastikan pasokan bahan pangan Kaltim tetap aman, upaya koordinasi kerja sama antardaerah masih terus dilanjutkan. “Masyarakat juga dapat mengawal pergerakan harga komoditas bahan pangan dalam tautan www.laminetam.id,” pungkasnya. (mrf/beb)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB
X