Di Samarinda, Lebaran Ditemani Banjir

- Minggu, 24 Mei 2020 | 12:49 WIB
Kawasan Lempake kembali direndam banjir. Lebaran terpaksa berbasah-basahan.
Kawasan Lempake kembali direndam banjir. Lebaran terpaksa berbasah-basahan.

SAMARINDA KOTA. Perayaan Hari Raya Idulfitri tahun ini akan dilewatkan sebagian masyarakat Samarinda dengan suasana prihatin. Ya, curah hujan tinggi disusul dengan rentetan hujan ringan hingga sedang yang terjadi sejak Jumat (22/5) dini hari sejak pukul 00.30 Wita hingga pukul 11.00 Wita, membuat Kota Samarinda kembali dikepung banjir.

Segala aktifitas warga Kota Tepian yang menjadi korban banjir, seharian lumpuh.Banjir membuat jalan utama hingga jalan penghubung antar kota terendam banjir. Kondisi ini membuat kemacetan panjang. Salah satu ruas jalan di mana terjadi penumpukan kendaraan adalah di Jalan DI Panjaitan hingga Jalan Poros Samarinda-Bontang. Sejak pagi, ratusan kandaraan antre dan mengular sepanjang 5 km di jalur ini.

“Sudah 2 jam tersendat di jalur ini sebelumnya macet di sekitar Tanah Datar. Cukup dalam dan deras arus air di sana, bahkan ada mobil putih terserat arus hingga terperosok ke parit. Untung penumpangnya selamat,” kata Didik (38) salah satu pengemudi mobil yang terjebak macet di Jalan DI Panjaitan.

Tak hanya jalan, ratusan rumah warga yang bermukim di Jalan Gunung Kapur II dan Jalan Suko Rejo, Samarinsa Utara terendam banjir. Tingginya genangan hingga pinggang orang dewasa. Membuat sebagian warga memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Banjir diprediksi masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan, mengingat curah hujan masih tinggi. Kondisi ini membuat warga Samarinda korban banjir menjadi sangat dilematis.

Di satu sisi, mereka diminta tetap di rumah menyusul kampaye social distancing untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Bahkan untuk mendukung kampanye ini, sejumlah masjid dilarang menggelar salat Id berjemaah. Pun dengan menggelarnya di lapangan terbuka.
“Sekarang mau bagaimana. Rumah kami kebanjiran, saat kami diminta tetap di rumah,” kata salah satu korban banjir yang mengeluhkan kondisi ini.

Dari update data Info Taruna Samarinda (ITS) hingga pukul 13.120 Wita yang bersumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, terdapat 23 jalan utama, permukiman dan jalur perbatasan terendam banjir dan 17 kejadian tanah longsor.
Salah satu korban yang mengungsi adalah Imron. Pria 39 itu mengatakan, dirinya memboyong keluarga agar menginap di masjid terdekat. Sebab banjir telah memasuki rumahnya. Hujan deras ditambah dengan air kiriman, membuat ketinggian air terus meningkat, hingga setinggi pinggang orang dewasa.

“Tinggi. Segini (dada),” ujar Imron warga Jalan Gunung Kapur II, Lempake sambil menunjuk dadanya. Imron tak sendiri. Ada kepala keluarga lainnya turut serta mengungsi di masjid tersebut. Kebanyakan mereka yang memiliki anak-anak kecil ikut mengungsi. Sebagian warga lainnya tetap bertahan di rumah-rumah.
“Saya bersama istri dan ketiga anak saya. Terpaksa mengungsi ke dalam masjid karena aman,” ucap Hendra (29) warga lainnya.

Selain disibukan dengan banjir, tercatat pula 17 kejadian tanah longsor sepanjang hujan mengguyur di empat Kecamatan di Kota Tepian, kemarin.
Lokasi tanah longsor terbanyak terdapat di Kecamatan Samarinda Utara dengan 3 titik yang menimpa 12 rumah warga. Kemudian di Sungai Kunjang dengan 2 titik menimpa 2 rumah warga. Lalu di Samarinda Ilir dengan 2 titik tanah menimpa 2 rumah warga. Ada juga di Loa Janan Ilir dengan 1 titik yakni turap masjid longsor.

Salah seorang warga yang rumahnya tertimpa tanah longsor adalah Hari (45), warga Jalan Purwodadi, Gang 14, RT 10, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Rumah yang ia tinggali jebol di bagian belakang setelah dihantam tanah dari lereng bukit. Kejadiannya sekitar pukul 09.00 Wita. “Istri saya terluka di tangan dan kepala. Karena terbentur kayu saat berusaha kabur ketika dinding dapur jebol. Untungnya hanya luka memar dan tidak parah,” ucap Hari.

Warga lain yang rumahnya tertimpa tanah longsor adalah Mikel (49) masih warga RT 10, Kelurahan Lempake. Dinding kanan rumahnya jebol setelah material tanah tiba-tiba longsor. Untungnya Mikel sudah menyadari bakal terjadi longsor sesaat sebelum terjadi.
“Bunyi gerakan tanah sudah saya dengar saat hujan. Langsung saya ungsikan barang berharga,” ungkap Mikel.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Ifran, menerjunkan anggotanya untuk melakukan pengecekan lapangan di sejumlah titik longsor. Ifran memastikan tidak ada korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor di sejumlah titik tersebut. “Kami melakukan pendataan sekaligus imbauan kepada warga untuk selalu waspada terutama di saat hujan kembali mengguyur. Sebab potensi longsor susulan bisa saja terjadi,” singkat Ifran.

CURAH HUJAN MASIH TINGGI
Hujan lebat kemarin menimbulkan genangan di beberapa titik rawan banjir. Hujan dengan intensitas serupa, diprediksi masih akan terjadi hingga akhir Juni mendatang. Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kota Samarinda, Riza Alfian Noor mengatakan, pihaknya memperkirakan hujan juga akan terjadi pada periode 23 hingga 25 Mei mendatang. Artinya, kemungkinan besar Samarinda akan diguyur hujan, saat Hari Raya Idulfitri atau Lebaran nanti.

“Kami prediksinya musim kemarau paling cepat datang akhir Juni. Itu daerah Kaltim bagian utara. Untuk Samarinda diprediksi di akhir Juli baru kemarau. Artinya warga masih harus tetap waspada ancaman banjir,” ujar Riza. Riza menjelaskan, masih tingginya curah hujan karena pola karakteristik pada masa transisi menimbulkan anomali cuaca. Di mana dalam periode yang relatif pendek, cuaca berubah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X