Ada Pentol Warna Warni di Pinggir Jalan, Untuk Apa Sih...?

- Sabtu, 4 April 2020 | 10:32 WIB
Bola bola yang dipasang di pinggir jalan.
Bola bola yang dipasang di pinggir jalan.

VOORVO. Ada yang menarik perhatian di sela-sela menunggu lampu merah, di perempatan lampu merah Voorvo atau di depan Mal Lembuswana. Tepatnya di Jalan Letjen Suprapto atau dikenal dengan Jalan Pembangunan. Sedikitnya ada tujuh bola bertekstur keras dan permanen mengiasi trotoar jalan dengan motif beragam. Warga pun bertanya-tanya dan juga bercanda soal bola itu. "Apa itu ada pentol di pinggir jalan, tapi pentolnya besar dan keras juga warna warni," kata Asri, warga Gatot Subroto.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda Ismansyah mengaku kegiatan tersebut bukan dari pihak mereka. Pasalnya saat ini saja Dishub dituntut untuk memperbaiki sejumlah lampu merah (traffic light) yang rusak.

"Bukan kami. Coba tanya ke DLH (Dinas Lingkungan Hidup) atau Disperkim (Dinas Perumahan dan Pemukiman) ya," kata Isman. Media ini pun mencoba menghubungi Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani. Benar saja. Bola-bola tujuh rupa itu bagian dari kreasi pegawai DLH yang baru saja belajar dari Surabaya.

"Ya kami mengerjakan. Karena sebelum adanya Covid 19 (korona) ada pegawai yang berkunjung ke Surabaya. Lalu dilihat, ada bola-bola di trotoar yang fungsinya bukan hanya estetika," kata Yama sapaannya.

Sebab hiasan yang disebut bollard tersebut juga berfungsi sebagai pembatas antara jalan dan trotoar. Sehingga fungsinya justru memberikan keamanan bagi pejalan kaki.

"Jadi tidak ada lagi motor-motor yang menggunakan trotoar karena memang fungsinya kan untuk pejalan kaki," tegas Yama. Tak hanya di Samarinda, pemandangan seperti yang ini juga bisa dijumpai di kota besar lainnya seperti Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Surakarta. Biasanya memang digunakan untuk melindungi para pedestarian, agar lebih nyaman berjalan kaki.

Kedepannya langkah ini akan dilanjutkan oleh DLH. Namun tak semua trotoar jalan akan dipasangkan bola hiasan tersebut. "Paling tidak kami akan cari titik lain lagi yang memerlukan, seperti yang sering disalahgunakan PKL (Pedagang Kaki Lima) jadi tidak semua ya," jelasnya.

Namun untuk saat ini Yama harus menahan niatnya untuk berkreasi. Sebab dengan adanya wabah korona ini, pihaknya masih terbatas dalam bekerja.

"Setelah wabah ini selesai, kami akan lanjutkan. Banyak sekali yang ingin kami benahi termasuk pemanfaatan ban bekas. Tapi tunggu semuanya aman dulu," pungkas Yama. (hun/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X