Tanpa Ogoh-ogoh, Umat Dibatasi

- Rabu, 25 Maret 2020 | 13:53 WIB
Umat Hindu merayakan Nyepi pada Rabu (25/3).
Umat Hindu merayakan Nyepi pada Rabu (25/3).

SUNGAI PINANG. Umat Hindu di Kota Samarinda yang akan merayakan Nyepi Tahun Baru Saka 1942, Rabu (25/3), dihadapkan pada situasi merebaknya wabah virus korona atau Covid-19. Upacara melasti yang dilaksanakan mulai Sabtu (21/3) hingga Minggu (22/3) serta dan upacara penyucian atau tawur kesanga sebagai rangkaian Nyepi ikut terkena dampak.

Masyarakat yang melakukan acara melasti dan tawur kesanga yang biasa dilaksanakan di Jalan Gajah Mada sebelum puncak Nyepi, akhirnya harus dilakukan di puncak Pura Jagat Hita Karana yaitu tempat persembahyangan utama.

Jumlah umat dibatasi sesuai anjuran dan imbauan dari pemerintah. Selain itu, pawai ogoh-ogoh yang mestinya berlangsung sehari menjelang Nyepi juga ditiadakan.

"Upacara melasti sudah kami laksanakan hari Minggu pagi lalu, kami lakukan dengan hanya ngubeng atau pelaksanaan hanya di utama mandala pura itupun dengan jumlah umat sangat terbatas sebagai bentuk mentaati pemerintah sebagai guru wisesa," jelas I Ketut Witana, Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Samarinda saat ditemui di area Pura Jagat Hita Karana, Jalan Sentosa, Sungai Pinang Selasa siang (24/3).

Ketut juga menyebut Tawur Agung Kesanga juga dilaksanakan pada pagi kemarin. Menurutnya, Tawur Agung Kesanga dan Nyepi merupakan satu rangkaian peringatan Hari Raya Nyepi, sehingga upacara tersebut tetap harus dilaksanakan, meski di tengah penyebaran virus korona.

"Iya hari ini dilaksanakan Tawur Agung Kesanga dilaksanakan jam 09.00 sampai 11.00 Wita dengan jumlah umat sangat terbatas 20 orang saja, kalau tahun sebelumnya bisa 400 umat yang datang bahkan lebih," ungkapnya.

Dirinya juga menegaskan pengarakan ogoh-ogoh atau patung raksasa yang biasa dilakukan sehari menjelang Nyepi ditiadakan. Tradisi mengarak ogoh-ogoh, seperti yang selalu dilakukan setiap tahun, selalu menjadi peristiwa yang dinanti oleh warga, baik umat Hindu maupun pemeluk agama lain.

"Ngarak ogoh-ogoh juga kami tiadakan. Semua kegiatan terpusat di pura serta dilakukan sangat sederhana termasuk acara ulang tahun pura tanggal 7 April nanti," tegas Ketut.

Sebelum masuk ke area pura untuk sembahyang, umat Hindu yang datang juga dilakukan pengecekan kondisi tubuh serta wajib mencuci tangan menggunakan sabun pencuci tangan. Prosedur kesehatan ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus korona di lingkungan pura. (kis/beb)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X