MEREBAKNYA wabah virus korona (Covid-19) di Kaltim kian terasa. Mulai dari warung makan yang sepi pengunjung, hingga omzet pedagang yang merosot tajam sampai 80 persen dari hari biasanya.
Hal ini buntut dari diterapkannya social distancing atau pembatasan jarak sosial oleh pemerintah pusat hingga daerah. Warga diimbau agar tetap berada di rumah jika tidak ada kepentingan. Tetapi ini bukan tanpa alasan, program inipun dianggap manjur untuk menekan penyebaran covid-19 agar tak meluas.
Menanggapi situasi ini, Plt Sekdaprov Kaltim, Muhammad Sabani mengatakan, para pedagang pun harus berinovasi agar tak merugi. Salah satunya dengan memanfaatkan media sosial untuk berjualan.
"Sekarang kan zamannya sudah online dan ada kurir yang siap mengantar. Hal ini juga saya anggap mampu memberikan kenyamanan dan solusi bagi masyarakat pedagang yang saat ini sepi. Promosi yang utama harus diutamakan serta manfaatkan sosial media dengan baik," ujarnya kepada Sapos, Senin (23/3) kemarin.
Sabani juga menerangkan, bahwa dalam mendukung program pemerintah dalam dunia perbankan juga ada kebijakan. Di antaranya mempermudah kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikhususkan bagi perbankan.
"Perbankan sudah diberikan imbauan oleh OJK terkait pergerakan ekonomi kelas bawah. Kalau dari sektor industri dan jasa, jelas juga sudah kita imbau," ungkapnya.
Menurutnya, harga barang dan jasa sampai saat ini masih terkendali. Sehingga warga juga tidak perlu panik. Bahkan barang impor juga sudah mulai masuk untuk memenuhi kebutuhan pasar di Kaltim.
"Kalau operasi pasar kami rasa masih belum perlu. Kalau memang diperlukan pasti kami akan turunkan juga. Pemprov Kaltim siap dalam hal ini," jelasnya. (mrf/beb)
