Kegiatan Pramuka Dievaluasi, Kadisdik Bilang Ngga Usah di Luar Lingkungan Sekolah

- Rabu, 26 Februari 2020 | 10:31 WIB
ilustrasi
ilustrasi

TANAH MERAH . Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka menyebabkan insiden. Hal itu dialami para siswa SMP 1 Turi di Sleman, DI Yogyakarta saat melakukan susur sungai. Akibatnya timbul korban jiwa. Kejadian ini memantik keprihatinan bagi pembina dan pelatih Pramuka di Samarinda, seperti yang dialami di Kelurahan Tanah Merah, Samarinda Utara.

Pelatih Pramuka Kwartir Ranting Tanah Merah, Wardiyanto yang membina SD, SMP dan SMA menegaskan sampai saat ini pihaknya selalu memperhitungkan safety atau keselamatan. Seperti safety diri, safety lingkungan dan safety korban.

“Kalau kami aman selama berkegiatan. Kami perhatikan aspek keselamatan lingkungan. Dalam berkegiatan di luar sekolah kami memberitahukan kepada lingkungan sekitar seperti RT setempat, warga, kepolisian dalam hal ini Polsek,” jelasnya.

Melihat insiden yang terjadi di Sleman itu, Wardi menjelaskan semua kegiatan tergantung dari pembina Pramuka masing-masing. Sehingga harus melihat situasi untuk berkegiatan agar tak terjadi korban. Kata dia, hal ini tergantung pembinanya masing-masing. Para peserta didik dibekali keterampilan.

Contohnya dalam syarat kecakapan umum (SKU). Harus pintar berenang. Nah, katanya, harus dipratekkan dengan benar-benar, tetapi harus melihat situasi. “Kan tidak mungkin berenang di kolam tambang atau sungai yang berarus deras. Pastinya di kolam renang,” tandasnya.
Sejauh ini, Wardi selalu memperhatikan aspek safety dalam setiap kegiatan, khususnya di Samarinda, agar tidak terjadi korban.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin saat dikonfirmasi mengungkapkan keprihatinannya terkait insiden di Sleman tersebut. Asli menjelaskan Pramuka sampai saat ini menjadi ekstrakulikuler soft skill yang amat penting untuk pembinaan mental, karakter, kekompakan serta kedisiplinan para peserta didik.

Namun, tidak elok ketika dibawa hingga di luar sekolah yang dapat membahayakan serta menimbulkan permasalah lain pada peserta didik.
“Kami ikut prihatin, namun kenapa dibawa ke daerah berbahaya. Pramuka tetap baik, tempatnya bisa di lapangan sekolah untuk pembinaan LKBB, mental dan pemberian materi,” ungkapnya (24/2).

Lebih lanjut Asli juga dalam melihat insiden tersebut, akan memberikan kembali edaran sebagai bentuk imbauan kepada para kepala sekolah di Samarinda untuk tetap melanjutkan kegiatan Pramuka, namun haruslah memperhitungkan resiko untuk menjaga keselamatan para peserta didik. “Tidak perlu jauh-jauh berkegiatan, saya akan terbitkan surat edaran menanggapi insiden ini. Sudah sering saya sampaikan dalam sambutan atau rapat dengan kepala sekolah. Tidak diluar sekolah saja didalam sekolah harus ada pengawasan,” pungkas. (kis/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X