Penjaga Gedung Walet Tewas Dibunuh 10 Pria Bertopeng

- Jumat, 21 Februari 2020 | 22:13 WIB
Warga berjaga jaga.
Warga berjaga jaga.

TENGGARONG. Belakangan ini usaha gedung burung walet menjamur di kawasan Kutai Kartanegara (Kukar) dan sekitarnya. Lantaran harga sarang burung walet cukup mahal, mencapai jutaan rupiah per kilogram (kg). Namun di sisi lain, keberadaan rumah atau gedung burung walet terus jadi sasaran penjahat. Dari maling kelas “teri” sampai garong alias rampok level “kakap”.

Seperti Rabu (19/2) malam, naas menimpa Tohir (72), warga Desa Lebaho Ulaq Kecamatan Muara Kaman, Kukar. Pria berprofesi sebagai penjaga gedung burung walet ini kehilangan nyawa secara tragis. Setelah “berjibaku” melawan sejumlah pria bertopeng yang bermaksud merampok sarang walet dijaga Tohir. Meskipun para garong itu gagal merampas kepingan sarang walet, namun Tohir tewas bersimbah darah akibat dilukai para penjahat.

“Petugas Sat Reskrim Polres Kukar sudah dikerahkan ke lapangan, untuk membantu Polsek Muara Kaman menyelidiki kasus perampokan disertai pembunuhan tersebut,” ungkap Kapolres Kukar AKBP Andrias Susanto Nugroho kepada Sapos.

Keterangan diperoleh media ini, malam itu sekira pukul 22.00 Wita, mendadak rumah kayu dihuni Tohir, kedatangan sejumlah tamu tak diundang. Para pria bertopeng itu bertindak cepat. Penerangan di rumah Tohir langsung dimatikan dari luar. Karuan saja Tohir dalam rumah bersama anak serta 2 anaknya, dibuat kaget.
“Dari luar rumah, ada yang berteriak. Mungkin ada sebanyak 10 pria, mukanya tidak kelihatan karena ditutup. Katanya, kami mau ambil sarang walet dalam gedung. Mana kunci pintu gedung walet ini? Lalu saya sahut dari dalam rumah, kami tidak memegang kuncinya,” jelas Sutiani (50), tak lain istri Tohir dalam penjelasannya ke polisi.

Tentu saja kawanan garong itu tidak percaya dengan ucapan Sutiani. Para rampok itu kemudian merangsek masuk rumah, dengan cara mencongkel jendela. “Jadi kami semakin ketakutan. Maka saya bilang lagi, silakan ambil sarang waletnya di dalam gedung sana. Tapi jangan sakiti kami,” kata Sutiani, lagi.

Ternyata para rampok semakin beringas. Bahkan ada pelaku langsung menodongkan senjata tajam (Sajam)-nya melalui sela-sela pintu rumah Tohir. Begitu berhasil membuka jendela, para garong masuk rumah, langsung menyerang Tohir dan keluarganya, dengan penerangan sorot lampu senter. Mau tidak mau Tohir melakukan perlawanan.

“Namanya juga 1 melawan 10 orang, mana bisa menang. Bapak (Tohir, Red) banyak terluka akibat ditusuk senjata para pelaku bertopeng itu. Saya terus berteriak minta tolong warga terdekat. Para rampok lalu keluar rumah lewat jendela. Kemudian pergi tanpa sempat masuk ke gedung walet,” ucap Sutiani.

Sekitar beberapa menit kemudian, sejumlah warga sekitar datang ke lokasi kejadian. Mereka hanya mendapati tubuh Tohir sudah ambruk, bersimbah darah. Kejadian itu lalu dilaporkan ke Polsek Muara Kaman. Tidak begitu lama berselang, Juwadi selaku Kapolsek Muara Kaman bersama sejumlah anggotanya tiba di TKP. Jenazah korban selanjutnya dibawa ke RSUD AW Sjahranie Samarinda untuk diautopsi.

“Kami berupaya kasus upaya perampokan disertai pembunuhan ini, segera terungkap,” tegas Kapolres Andrias. (idn/jpnn/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X